"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Udah pulang Mas?"
"Iya. Kok tumben banget rumahnya sepi? Aneska mana? Jangan bilang kalo kamu jahatin dia lagi ya. Makanya dia pergi ke rumah Mamahnya lagi," tanya kak Reza dengan asal.
"Ya engga lah Mas. Kamu itu selalu aja berpikiran yang buruk sama aku. Aneska itu lagi pergi keluar sama Mamahnya," jawab kak Vanessa dengan nada yang sedikit emosi karena sudah di tuduh yang tidak-tidak oleh suaminya sendiri.
"Oh jadi Mamah lagi ke sini?"
"Iya."
"Yaudah kalo gitu aku mau ke kamar mandi dulu. Aku mau mandi dulu. Makanan udah siap belum? Aku laper banget soalnya."
"Iya, udah Mas."
"Bagus kalo gitu."
"Dasar ya Mas Reza itu nyebelin banget. Untung aja gua banyak keuntungan nikah sama dia. Kalo engga, males banget gua nikah sama dia," ucap kak Vanessa di dalam hatinya.
Kemudian kak Vanessa langsung menyiapakan makan untuk suaminya. Sedangkan kak Reza, dia sedang membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja. Tidak lama kemudian Ayah Aneksa tiba di rumahnya. Ternyata kali ini Ayahnya Aneska sedang pulang ke rumah. Padahal biasanya dia selama ini tinggal di Bogor untuk mencari uang di sana.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Ayah?" jawab kak Vanessa.
"Ayahnya Aneska pulang. Bagus kalo gitu. Gua bisa dapatin uang dua kali lipat hari ini," ucap kak Vanessa di dalam hatinya.
"Ayah pulang? Tumben banget, Yah."
"Iya. Soalnya ada yang mau Ayah ambil. Aneksa mana? Belum pulang dia?"
"Oh gitu. Aneska lagi pergi keluar, Yah. Dia lagi pergi sama Mamahnya."
"Sama Mamahnya? Berarti Mamahnya lagi main ke sini juga?"
"Iya Yah."
"Ternyata dia lagi ada di sini juga. Kalo gitu saya harus segera kembali ke Bogor aja kalo gitu. Saya masih belum mau bertemu dengannya lagi," ucap Ayah Aneska di dalam hatinya.
Namun sebelum Ayah Aneska memutuskan untuk pergi meninggalkan rumahnya kembali, tiba-tiba saja Aneska dan Mamahnya sudah pulang. Mereka berdua sudah tiba di rumahnya. Dan bahkan mereka berdua sudah melihat keberadaan Ayahnya di sana.
"Assalamualaikum," salam Aneska dan Mamamhnya.
"Waalaikumsallam," jawab Ayahnya Aneska dan kak Vanessa.
"Nah, itu dia Aneska udah pulang," ucap kak Vanessa.
"Ayah? Ayah lagi pulang?" tanya Aneska.
"Iya nak. Ada beberapa barang yang harus Ayah ambil soalnya."
"Oh gitu."
"Walaupun pertemuan kali ini ga di sengaja antara Ayah dan Mamah, tapi aku bahagia banget. Karena akhirnya aku bisa berkumpul lagi sama Ayah, Mamah, kakak di satu rumah seperti ini. Aku masih terus berharap kalo Ayah dan Mamah akan kembali bersatu lagi. Walaupun kecul kemungkinan," ucap Aneska di dalam hatinya.
"Apa kabar Mas?" sapa Mamah Aneska.
"Alhamdulillah baik. Kamu gimana?"
"Alhamdulillah saya baik juga."
"Yaudah ngobrolnya jangan di sini dong. Kita sambil makan bareng aja," sahut Aneska memotong pembicaraan antara Ayah dan Mamahnya.
"Kan kita baru aja makan tadi nak," jawab Mamahnya.
"Iya. Ayah juga udah makan tadi."
"Yaudah kalo gitu kita makan buah aja. Kayanya di kulkas masih ada buah deh."
"Mamah pulang aja deh sayang. Udah sore soalnya."
"Please Mah. Aku pingin banget ngerasain makan bareng lagi sama Mamah dan Ayah."
"I... Iya udah deh kalo gitu. Kalo udah kamu yang minta, mana bisa Mamah tolak."
"Yeay. Gitu dong Mah."
Akhirnya mau tidak mau Mamah dan Ayahnya Aneska mau makan malam bersama kali ini. Semua itu karena atas keinginan putri semata wayangnya, Aneska. Dengan perasaan yang sangat canggung dan tidak tahu mau membicarakan apa lagi diantara Mamah dan Ayahnya itu. Membuat suasana menjadi sangat kaku. Karena memang sudah sangat lama Mamah dan Ayah Aneska tidak makan bersama seperti ini. Paling hanya bertemu sekilas saja.
Setelah selesai makan, Mamahnya Aneska pun langsung kembali pergi ke rumahnya. Karena besok Mamahnya sudah harus kembali bekerja. Begitu juga dengan Ayahnya yang sudah harus kembali ke tempat kerjanya. Karena ada kerjaan yang harus segera di selesaikan oleh Ayahnya. Dan kini Aneska sendirian lagi. Hanya di temani dengan malam yang sunyi dengan hembusan angin yang masuk melalui jendela kamarnya.
"Kenapa moment indah kaya tadi itu hanya sebentar aja terjadinya. Kenapa hanya sementara? Padahal aku masih ingin bisa terus bersama sama Ayah dan Mamah. Kapan lagi coba Mamah sama Ayah bisa makan malam bareng lagi kaya tadi," ucap Aneska di dalam hatinya.
Ketika Aneska sedang berdiam diri di kamarnya, tiba-tiba saja terdengar suara keributan yang datang dari kamar kak Reza dan kak Vanessa.
*******
Di dalam kamar kak Reza dan kak Vanessa. Anak dari keduanya sedang terbangun di tengah malam sambil menangis. Namun kak Vanessa hanya membiarkannya saja. Kak Reza yang baru saja tertidur pun sangat marah dengan sikap istrinya itu.
"Kamu ga bisa diamin anak kamu apa? Kasih susu atau apain kek. Anak kamu nangis kaya gitu tuh."
"Hmmm, aku ngantuk banget Mas."
"Enak banget kamu jawabin kaya gitu. Kamu pikir aku ga ngantuk sekarang? Kamu bisa tidur siang ya. Sedangkan aku ga bisa. Aku besok pagi harus kembali kerja dan sekarang kebangun karena tangisan Cinta? Keterlaluan banget kamu. Kamu diamin ga Cinta sekarang?"
"Ga mau ah. Nanti juga diam sendiri. Namanya juga anak kecil Mas."
"Heh, anak kamu itu emang masih kecil. Makanya dia cuma bisa nangis. Kamu sebagai Ibunya seharusnya bisa pahamin itu dong. Kasih susu. Mungkin dia haus. Keterlaluan banget kamu."
Plak!!
Suara tamparan yang sangat keras di layangkan oleh kak Reza tepat di pipi sebelah kiri kak Vanessa. Kak Vanessa pun tidak terima dengan perlakuan suaminya kepadanya.
"Kamu itu apa-apaan si Mad? Kenapa kamu malah tampar aku?"
"Ya karena kamu sebagai Ibu ga becus buat urusin anak. Kamu mau kalo aku ceraiman kamu?"
"Oke. Kalo emang itu mau kamu."
Suara pertengkaran antara kak Reza dan kak Vanessa sangat terdengar jelas di kamar Aneska. Aneska yang sudah sangat kenyang mendengar pertengkaran antara Ayah dan Mamahnya dahulu, kini Aneska harus kembali mendengar pertengkaran antara kakak kandung dan istrinya. Membuat Aneska sangat benci dengan yang namanya sebuah hubungan suami istri. Itulah alasannya kenapa Aneska selalu menjauh ketika ada laki-laki yang ingin mendekatkan diri kepada Aneska. Karena dia takut jika nasibnya nanti sama snegan kedua orangtuanya dan juga kakak kandungnya.
"Ya Tuhan. Pertengkaran apa lagi yang harus aku dengar kali ini? Apa belum cukup Engkau sudah membuat aku muak dengan pertengkaran Mamah dan Ayah? Sekarang aku harus melihat dan mendengar pertengkaran dari keluarga kakak kandungku sendiri," ucap Aneska di dalam hatinya.
-TBC-