Tidak lama kemudian Aneska meneleponnya.
"Hallo nak. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Ayah udah mau menikah?"
"Nanti sore nak. Jam tigaan."
"Oh gitu."
"Iya. Kenapa emangnya nak?"
"Ga kenapa-kenapa si sebenarnya. Aku cuma mau ucapin selamat aja buat Ayah. Selamat menempuh hidup baru ya Yah. Semoga Ayah sama calon istri Ayah nanti bisa hidup bahagia ya Yah."
"Kok Aneska beda lagi ya ngomongnya. Sekarang kenapa dia malah justru mendukung pernikahan saya. Padahal kemarin dia begitu menentangnya," ucap Ayah Aneska di dalam hatinya.
"Hallo. Yah?"
"Iya nak. Aamiin. Makasih banyak ya doanya. Kalo gitu teleponannya udah dulu ya. Ayah mau siap-siap dulu nih. Kamu jangan lupa makan dan banyak itirahat ya supaya cepat sembuh."
"Yoi. Siap, Yah."
"Yaudah ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Kini perasan Ayah Aneska entah kenapa menjadi lebih tenang. Apa mungkin karena dia telah mendapatkan restu dari anak kesayangannya.