"Jelasin apa lagi hah? Ini semua udah ada buktinya."
"Itu dia bohong. Dia dapat video suara itu dari mana coba? Pasti itu cuma akal-akalan dia doang. Pasti itu cuma editan."
"Editan gimana ya kak? Saya liat dengan mata kepala saya sendiri kalo kak Ana itu lagi ngomong sendiri di depan rumah sakit. Dan kebetulan saya sedang ada di situ. Jadi yaa saya rekam aja suaranya."
"Mamah ga nyangka. Ternyata kamu jahat banget ya sama ade ipar kamu sendiri. Mamah kira kamu itu benaran sayang sama Aneska."
"Udah ya. Semuanya udah jelas. Lebih baik lu pergi dari sini. Dan anak kita, dia sama gua aja. Sini nak, kamu sama Ayah aja ya."
Anak itu menangis sekencang-kencangnya. Dia tidak mengerti kenapa Mamah dan Ayahnya bertengkar hebat. Bahkan dia harus menuruti Ayahnya untuk bersamanya. Sedangkan Mamahnya sendiri di usir begitu saja oleh Ayahnya.
"Ga mau. Aku ga mau ya pergi dari sini Mas."