"Kalo gitu saya ke bank dulu ya sebentar kak. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam, hati-hati ya."
Raka segera pergi ke bank untuk mengambil uangnya. Raka tidak bisa mengambil uang hanya melalui mesin atm saja. Karena jumlah uang yang akan di ambil sangat banyak.
Ketika Raka ingin keluar dari rumah sakit, Raka bertemu dengan kak Ana. Ternyata kak Ana masih ada di rumah sakit dan sedang memata-matak Abighail dan yang lainnya.
"Kak Ana. Ngapain kak Ana di sini?"
"Terserah gau dong. Gua mau di sini kek, dimana kek. Itu semua bukan urusan lu kan."
"Terserah."
Ketika Raka ingin pergi, kak Ana menahan Raka dengan memegang tangannya.
"Sebentar. Aneska itu mau di operasi kepalanya ya? Gua si yakin, kalo orang yang operasi kepala itu pasti ga akan selamat. Udah pasti dia bakalan mati."
"Jaga ya ucapan kak Ana. Biar gimana pun Aneska itu kan ade iparnya kakak."
"Ade ipar gua? Sorry. Selama ini gua ga pernag nganggap dia itu sebagai saudara gua. Apa lagi ade ipar gua. Ga banget deh."