"Alah. Kan Mamah lu selama ini ga peduli sama lu. Jadi kayanya mau Mamah lu berhenti kerja atau engga, ga ngaruh deh. Pasti lu juga ga bakalan keurus. Karena lu itu kan ga di sayang sama Mamah lu. Lu itu cuma anak pembawa sial," ucapnya.
An ska selama ini sudah cukup sabar untuk mendengar semua perkataan pedas dari temannya itu. Kali ini ucapannya terlalu pedas dan menyakitkan untuk Aneska. Aneska pun mulai berani menjawabi perkataan teman sekelasnya tadi.
"Cukup ya. Lu ga usah sok tau. Selama ini gua diam bukan berarti gua takut ya sama lu."
"Ohh jadi sekarang lu berani sama gua?"
"Berani lah. Ngapain takut sama orang yang kaya lu gini. Ga ada gunanya."
"Sialan. Kurang hajar ya lu."