"Kemana si itu anak? Kok ga muncul-muncul juga si? Apa mungkin dia udah tau sama rencana gua ini? Tapi kayanya ga mungkin deh kalo dia tau," pikir Ana.
Kali ini Ana masih tetap menunggu Abighail di tempat yang sudag dia setting supaya bisa mencelakakan Abighail. Ana belum tahu saja jika Abighail sudah pulang lewat jalan yang berbeda.
"Mana boss? Kok orangnya belum lewat-lewat juga si?"
"Ya mana saya tau. Udah di tungguin aja. Kalian bawel banget si. Saya bayar juga."
"Iya boss, maaf boss."
Akhirnya Ana tetap memutuskan untuk menunggu Abighail lewat jalanan itu. Hingga pada akhirnya Ana merasa bosan dan sudah tidak sabar lagi untuk menunggu Abighail.
"Lama banget si. Gua mau cek ke sekolahannya dulu deh."
"Iya boss, di cek aja."
"Kalian malah nyuruh saya ya."
"Maaf boss, bukannya nyuruh, tapi kalo kita yang ke sekolah, yang ada semua orang pada takut liat saya. Kan saya sama yang lainnya berpakaian preman kaya gini boss."
"Iya boss. Betul juga boss."