"Nama yang bagus," kata Sekar sambil melemparkan senyuman manisnya.
"Dan kau sendiri?" tanya gadis itu lagi sambil berpaling ke arah Arya Saloka.
"Namaku, Arya,"
"Aish, dua nama yang bagus. Sama seperti pemiliknya masing-masing," pujinya tertawa genit.
Dua pendekar muda itu merasa malu atas pujian tersebut. Mereka langsung tersenyum kaku. Wajahnya menggambarkan kebingungan. Kalau sudah seperti itu, mereka memang terkadang bingung untuk melakukan sesuatu.
"Apakah kau juga minum arak?" tanya Arya untuk menutupi perasaan gugup dalam benaknya.
"Sedikit,"
"Baiklah, mari kita minum barang satu atau dua cawan," ajak Arya Saloka.
Setelah itu dirinya segela menuangkan arak ke dalam cawan. Kemudian langsung memberikannya kepada Sekar. Gadis itu segera meneguknya, arak dalam cawan langsung habis dalam sekali teguk.
Sekarang ketiganya sudah duduk berhadapan. Sekar dan Arya terus minum arak, hanya sesaat saja keduanya sudah terlihat cukup akrab.