"Kau tidak perlu tahu dari mana aku tahu," kata Arya Saloka sambil tersenyum dingin.
"Hemm …" dengus si Tongkat Baja Terbang.
Sementara itu di sisi lain, Pendekar Pedang Pencabut Nyawa langsung merasakan darahnya naik ke atas ketika dia mengetahui bahwa orang tua di hadapannya saat ini merupakan adik seperguruan dari Datuk Selatan. Salah satu orang persilatan yang sedang dicari-cari olehnya.
"Di mana si Pedang Pemutus Arwah sekarang?" tanya Raka Kamandaka.
Suaranya berubah menjadi dingin. Tatapan matanya sangat menusuk. Jelas, dia sudah mulai naik pitam hanya karena mengetahui persoalan tersebut.
"Aku tidak tahu di mana dia,"
"Kau mengatakan yang sebenarnya?"
"Aku sungguh tidak tahu. Memangnya kenapa kau bertanya tentang kakak seperguruanku?"
"Karena aku sedang mencari dirinya,"
"Apakah ada masalah?"
"Ya, aku ingin membunuhnya. Dia sudah cukup banyak membuat kerugian di Tanah Pasundan ini,"