Setelah sekian lama berdiam, Raka akhirnya menjawab.
"Terimakasih Tuan Surya, suatu kehormatan besar bagiku karena bisa diundang oleh orang sepertimu. Sungguh, hal ini tidak pernah aku sangka seumur hidupku," jawab Raka sambil tersenyum hangat.
Surya Pati juga membalas senyuman itu, entah kenapa, mendadak hatinya merasa menyukai pemuda yang ada di hadapannya saat ini. Dia merasakan ada sesuatu hal lain dibalik penampilannya yang sederhana. Apalagi dirinya memang pernah mendengar cerita tentangnya.
"Aku pun demikian. Sungguh tidak menyangka kalau Pendekar Pedang Pencabut Nyawa yang namanya sedang naik daun, ternyata sudi menerima undangan aku si orang tua ini," katanya tertawa.
Raka tidak menjawab. Dia tahu, ucapan itu tidak memerlukan sebuah jawaban. Oleh sebab itulah dirinya hanya diam dan cukup melemparkan senyuman saja.