Orang tersebut berdiri mematung. Dia tidak bergerak sama sekali. Bahkan dirinya juga tidak perduli dengan tiga rekannya yang sudah kembali melanjutkan pertempuran.
Sekarang dia hanya ingin berpikir tentang kejadian yang baru saja dialami olehnya. Apakah kejadian itu nyata?
Seperti orang bodoh, dia meraba mulut luka tersebut lalu mencium darahnya. Dan setelah dicium, dirinya segera menyadari bahwa darah itu bau anyir. Ternyata itu adalah darah asli.
Yang menjadi permasalahan bagi orang tersebut bukan karena dia terluka. Tetapi kapan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa berhasil melukainya? Apakah tadi ketika dirinya merasakan sambaran angin dingin?
Cukup lama orang itu berdiri kaku. Benaknha berharap bahwa dia dapat menemukan jawaban dari semua pertanyaannya. Namun ternyata, sekeras apapun dirinya berusaha, dia tetap tidak bisa menemukan jawabannya.