Raka Kamandaka menjadi geram setelah dirinya dipecundangi beberapa kali oleh orang aneh itu. Apalagi orang tersebut sudah membuatnya terluka dan merasakan sakit.
Dia bangkit berdiri. Hawa murni sudah disalurkan ke seluruh tubuh. Segulung tenaga dalam langsung dipusatkan pada kedua telapak tangannya.
Sepasang matanya memandang dengan buas. Di tengah malam yang gelap, bola mata itu tampak berkilat. Persis seperti mata seekor harimau.
"Kau sudah menyerang tanpa sebab yang pasti. Kau juga sudah membuatku terluka. Apa yang kau lakukan ini sudah tidak bisa aku maafkan. Jadi jangan salahkan aku kalau bertindak lebih kasar …" kata Raka Kamandaka dengan suara dalam dan menyeramkan.
"Apa yang ingin kau lakukan, silahkan dilakukan dengan segera," jawab orang itu masih dengan suara yang sama seperti sebelumnya.
Mendapat jawaban seperti itu, murid dari Eyang Pancala Sukma tersebut merasa tertantang. Dia menyangka bahwa lawan sudah menganggap remeh dirinya.
Wushh!!!