Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 16 - 16. Hukum alam langit

Chapter 16 - 16. Hukum alam langit

Apakah menurunkan hujan dialam langit tidak boleh? Padahal dialam bunga aku sering membuat hujan bunga Lily untuk menghibur teman periku, tapi Pangeran kedua juga melihat bukan aku pelakunya. Apa aku akan tetap terkena hukuman?

Dewi Hujan dan lelaki itu membawaku menghadap Kaisar lalu memberi salam, apakah aku juga harus memberi salam? Ah sepertinya harus "Apakah gadis ini pelakunya?" tanya Kaisar.

"Sumber hujan terjadi didekat kolam air suci Kaisar dan saat kami sampai disana untuk bertanya kepada para Pangeran, terlihat gadis ini baru saja selesai berlatih jurus air."

Sungguh enak menjadi Dewa dan Dewi karena bisa melihat kejadian yang sudah terjadi pada seseorang dengan mudah.

"Apakah kau mempunyai bukti Dewa Halilintar? Karena aku melihat sendiri bahwa gadis ini tidak sehebat apa yang kau katakan ," ucap Pangeran pertama sambil berjalan ke arahku setelah itu ia memberi salam kepada Kaisar.

Memang seorang Pangeran! Pergi kealtar suci saja harus ganti pakaian dahulu. Ia menggunakan pakaian hitam lalu rambutnya terikat rapih dengan hiasan mahkota emas

"Jika bukan dia lalu siapa lagi Pangeran? Hujan deras ini cukup serius karena berpengaruh hingga ke dunia fana Pangeran pertama. Menurut perhitungan bulan seharusnya saat ini masih kemarau dan bukti sudah jelas bahwa ia yang membuatnya melalui kejadian yang tadi aku lihat dengan mata dewa."

"Apakah kau yakin bahwa dia? Bagaimana jika salah? Apakah kau akan bertanggung jawab atas hukuman yang telah kau berikan kepadanya?" tanya Pangeran pertama.

Ah kenapa mereka berdua menjadi ribut? 

"Sudahlah jangan bertengkar, hukum saja aku jika menurut kalian aku pantas dihukum karena perbuatanku.

"Maaf Pangeran pertama karena gadis ini sudah mengakuinya mohon Kaisar memberi keputusan untuk situasi saat ini."

"Aku tidak mengakuinya karena memang bukan aku yang membuat hujan deras, tapi aku tidak ingin mempersulit kalian. Jadi, lakukan saja sesuai hukum alam langit."

Aku sudah mengantuk dan lelah karena kekuatan spiritualku telah terkuras habis untuk bermain dengan rubah tua dan latihan tadi. Lagi pula aku juga ingin tahu hukuman membuat hujan seperti apa, mungkin hukumannya seperti dialam bunga.

"Baiklah karena gadis ini sudah berkata demikian, lakukanlah sesuai hukum alam langit Dewa Halilintar. Aku memberimu ijin ," ucap Kaisar sambil menatapku dengan tatapan cukup aneh.

Ada apa?

Apa ada yang salah lagi denganku?

"Menurut hukum alam langit, gadis ini akan mendapatkan 60x cambuk petir."

Hukuman cambuk?

Aku sudah pernah dihukum cambuk oleh Dewi Bunga Agung meskipun tidak ada petirnya. Aku dihukum karena membawa masuk iblis air kecil ke alam bunga, padahal aku hanya ingin mengobati lukanya lalu melepaskannya kembali ke hutan belantara.

Untung saja aku bisa membawa ia keluar dari alam bunga. Jadi, hanya aku yang dihukum Dewi Bunga Agung dan ia selamat.

Dewa Halilintar mengarahkan kekuatan spiritualnya untuk mengikatku, seketika tubuhku mulai terasa terangkat ke atas lalu ia mengeluarkan cambuk petir.

Seperti namanya, cambuk petir ini diselimuti oleh kilatan petir. Saat Dewa Halilintar mulai mencambuk punggungku, terasa sangat panas seperti tersengat aliran listrik bahkan lebih menyakitkan ini.

Baru sampai cambukan ke-35x, tapi rasanya tubuhku sudah dipenuhi petir. Ah rasanya aku tidak kuat lagi, lebih baik kupejamkan mataku mungkin akan tidak kerasa lagi.

Saat sudah selesai menjalani hukuman, Pangeran pertama langsung membawaku, tapi saat sampai diambang pintu utama terlihat Pangeran kedua membawa seseorang yang sepertinya aku kenal "Pangeran bisakah kita kembali sebentar ke altar suci? Dan membantuku jika terjadi sedikit masalah."

Aku menahan tangan Pangeran pertama sebentar agar posisi tubuhnya menutupi tubuhku lalu aku mengeluarkan serbuk emas untuk menyembuhkan luka luarku agar tidak terlalu terasa sakit, tapi karena aku tidak memiliki banyak kekuatan spiritual. Akhirnya, tetap saja harus merepotkan Pangeran pertama membantuku dengan kekuatan spiritualnya.

"Apakah jauh lebih baik, Zhang Li?" Tanyanya sambil melihat pergelangan tanganku yang sudah tidak ada bekas luka.

Pangeran pertama membantuku berjalan "Lapor Kaisar, Pangeran kedua telah membawa iblis air yang berusaha menyusup masuk ke dalam perisai emas."

Iblis air?

Apakah iblis air kecil?

"Ah rupanya iblis ini yang membuatku dihukum, bisakah aku berbicara sebentar dengannya Kaisar?" tanyaku kepada Kaisar.

"Baiklah berbicaralah dengannya, tapi tetap harus berada ditempat ini."

Iblis air ini hanya mengikutiku ke arah pojok dekat tiang altar suci "Hei, apakah kau keturunan dari iblis air sungai hutan dekat alam bunga?" tanyaku.

"Aku adalah adik dari raja iblis air sungai itu, apakah kau mengenalnya? Bantulah aku. Aku takut dihukum oleh petir sepertimu Nona karena jika aku terkena petir maka aku akan menjadi abu ," ucap iblis air ini sambil menangis.

"Tentu saja aku pernah menolongnya, siapa yang sebenarnya melakukan ini?" tanyaku.

"Aku ditangkap oleh seekor phoenix air yang sangat kuat, karena aku tidak bisa mengalahkannya lalu aku dibawa olehnya ke sebuah tempat yang sangat jauh lalu ia membuat hujan deras dan aku ditinggalkan begitu saja. Aku ingin keluar dari tempat ini, tapi aku ditangkap oleh lelaki itu."

"Kau jangan membohongiku, kakakmu adalah temanku. Jika kau berbohong padaku aku tidak akan membantumu karena aku tidak pernah memaafkan iblis jahat atau Dewa jahat, berkatalah jujur."

"Aku sudah jujur, aku juga sudah tau kau pasti Nona Zhang Li karena kakakku pernah bercerita dan memperingati seluruh iblis air sungai hutan belantara agar tidak mengganggu para Dewi alam bunga terutama Nona Zhang Li atau identitas lainnya yaitu Dewi Alstro..." Aku langsung menghentikan ucapannya agar tidak terdengar orang lain "Baiklah aku percaya kepadamu iblis kecil."

Pangeran pertama hanya menyimak pembicaraan kami lalu aku berjalan kembali menghadap Kaisar "Kaisar bagaimana jika memanggil semua Dewa yang menguasai ilmu air ke altar suci agar menjadi saksi bahwa semua ini perbuatan iblis air."

Kaisar hanya diam dan tak menjawab ucapanku, mungkin sedang berpikir.

"Aku setuju Ayah dengan gadis ini, apalagi banyak Dewa Dewi yang menguasai air agar tidak terjadi fitnah ," ucap Pangeran pertama agar Kaisar mendukung kami.

"Baiklah."

Pangeran pertama ternyata baik juga, aku kira ia sangat membenci iblis.

Setelah semua Dewa-Dewi penguasa ilmu air berkumpul disini, terlihat Dewi Phoenix Air juga hadir malam ini.

Aku mencoba untuk membuka suara "Kaisar apakah boleh iblis air ini mencoba membuat hujan lagi? Karena aku tidak yakin ia bisa membuat hujan deras."

"Nona aku takut ," ucap iblis air ini sambil menangis sesenggukan.

"Cobalah dengan seluruh tenagamu."

"Mengapa tidak langsung membunuhnya saja? Terlalu membuang waktu ," ucap Dewi Phoenix Air dengan tatapan tajam.

"Terlalu terburu-buru tidak baik."

Saat iblis air ini mencoba membuat hujan ia tidak berhasil membuat hujan. Mulai terlihat Dewi Phoenix Air seperti aneh gerak-geriknya "Pangeran bisa membantuku untuk menjaga gadis itu?" bisikku secara pelan.

"Aku tahu."

Kenapa iblis air ini sangat lemah?" tanya Dewi Hujan kepadaku dengan wajah tampak bingung dan masih tidak percaya.

"Ia hanya iblis air sungai yang tidak akan bisa memasuki lembah langit semudah itu."

"Lalu bagaimana ia masuk?" tanya Dewi Hujan yang mulai tampak curiga.

"Hei iblis air kecil, bicaralah dengan jujur. Jika tidak jujur aku akan membunuhmu bahkan seluruh anggota keluargamu!" Ucapku dengan tegas agar ia ketakutan.

"Baiklah Dewi, aku tidak akan berbohong."

Saat iblis air ini mulai bercerita tak lama kemudian Dewi Phoenix Air melesat kearah iblis air ini, ntah kenapa Pangeran pertama bisa ia lewati dengan mudah.

Ia mengeluarkan pedang untuk menebas kepala iblis air ini, tapi untung saja tanganku dapat menahan pedang Dewi Phoenix Air "Ampuni aku, ampuni aku. Aku ingin pulang Dewi Alstroemeria bantu aku sekali saja huaaaaa," ucap iblis air kecil ini sambil menangis.

Semua orang terkejut karena ucapan iblis air itu lalu Kaisar memberi perintah agar Dewi Phoenix Air tidak melakukan hal bodoh pada malam ini, tapi saat menahan pedang Dewi Phoenix air aku merasakan kekuatan jahat ada didalam dirinya, aku langsung membuat bunga Lily hitam transparan untuk menampung darah phoenix yang ia miliki agar tidak disalah gunakan oleh roh iblis jahat.

Sepertinya roh jahat ini sudah menguasai tubuh Dewi Phoenix air sepenuhnya.

"Hei bodoh sampai kapan kau akan menangis? Menyingkirlah."

Darahku menetes cukup banyak di tubuh iblis air itu dan langsung cahaya ke emasan menyelimutinya dan bentuk iblis air ini langsung berubah menjadi wujud manusia fana? Apa yang terjadi?

"Wah wujudku sudah sempurna, terimakasih Dewi..." Aku langsung membuatnya sementara lupa dengan nama Alstroemeria dengan serbuk emasku agar tidak membongkar identitasku.

Dewi Hujan membawa iblis air ini ke dekatnya, terlihat wujud asli iblis air ini masih seperti manusia fana yang berusia 6 tahun. Pantas saja terlihat seperti anak kecil ketika berbicara!

"Hei Dewi Phoenix Air mengapa kau ingin cepat membunuhnya? Apakah kau yang melakukan semua ini? Sungguh tidak pantas menjadi Dewi karena perbuatanmu ini sungguh seperti iblis."

"Jaga ucapanmu!"

Ia langsung mencekik leherku dengan sangat kencang "Dasar sampah!" Aku meludahi muka wanita ini dan ia langsung menghunuskan pedangnya keperutku.

Iblis air ini hanya menangis melihatku sambil meminta maaf kepadaku.

Aku langsung mengarahkan kekuatan spiritualku keperut Dewi Phoenix Air dan ia terjatuh lalu aku langsung mengambil bunga Lily transparan ini agar tidak terlihat siapapun "Apakah belum cukup bukti? Bahwa siapa sebenarnya yang iblis?" tanyaku.

Dewi Phoenix Air mau melarikan diri dari altar suci, tapi Pangeran pertama menangkapnya lalu iblis air ini mendekatiku "Mau apa kau iblis?" tanya Dewi Hujan.

"Aku ingin mengobati Dewi, aku bekerja sebagai tabib di dunia fana untuk mendapatkan uang agar bisa makan daging asap yang sangat enak ."

"Baguslah kau mengikuti langkah kakakmu, apakah kau belajar ajaran budha juga?" tanyaku sambil memperhatikan cara ia mengobatiku.

"Tentu saja, kakak memberiku catatan kitab budha agar aku pintar dan bisa menjadi iblis yang baik hati."