Jam setengah tiga, Susilo benar-benar datang ke rumah Arya untuk menemui Kusuma. Ia benar-benar bahagia karena rekanannya memenuhi janjinya. Setelah berbasa basi sebentar, akhirnya Kusuma Wardhana mengajak Susilo ke kolam.
"Ini bibit yang kumiliki, Pak Silo. Bapak bisa melihat-lihat dulu barangkali nanti tertarik, bisa memilih bibit sesuai dengan yang Bapak inginkan." Susilo tersenyum. Ia benar-benar bahagia melihat kolam-kolam milik Kusuma Wardhana. bersih, rapi dan semua tertata apik.
"Saya senang melihat ada anak muda yang pandai membangun usaha seperti Anda, Pak Kusuma. Jarang-jarang ada anak muda mau bersusah payah seperti ini." Kusuma Wardhana tersenyum.
"Karena membangun sebuah bisnis itu penuh lik dan duri, Pak. Kalau tidak beruntung ya bunting." Kusuma Wardhana hampir saja mengatakan kebuntungan usahanya di Jakarta namun ia urungkan. Susilo melihat ada kesedihan di wajah Kusuma namun ia enggan untuk mengorek semuanya.