Kusuma Wardhana sudah sampai di desa kelahiran ayahnya. Ia disambut oleh Kakek Arya, Karman dan Amad , pegawai di rumah Kakek Arya.
"Selamat datang, Den." Karman menyapa Kusuma. Menyalaminya, lalu mengulurkan tangannya meminta koper yang ada di tangan Kusuma. Susana yang sejak tadi diam kini melangkah menyalami Arya, mertuanya yang sejak tadi memandangnya dengan tatapan iba.
"Kalian masuklah ! Kita akan makan malam dulu. Karman dan Amad sudah menyiapkan semuanya." Kusuma Wardhana mengangguk. Ia segera menuntun Susana masuk ke rumahnya. Rumah bangunan kuno, berbentuk Joglo yang masih utuh seperti dulu. Walaupun kuno, namun nampak masih sangat kokoh karena Arya selalu merawatnya dengan baik.