Amurwa Bhumi masih melakukan genjotan yang semakin lama semakin cepat dan menciptakan erangan diantara mereka berdua, hingga beberapa jam kemudian mereka berkomitmen untuk mengakhiri kegiatannya segera. Padmasari meremas pundak suaminya ketika, senjata milik Amurwa Bhumi menancap dengan sempurna di lubangnya dan mengarahkan banjiran lahar yang sangat hangat dan segera mengalir diantara belahan bibir gua yang sedikit luka akibat goresan.
Mereka tumbang bersama dalam posisi masih saling berpelukan. Amurwa Bhumi segera menciumi wajah istrinya dengan lembut. Hatinya selalu merasa bahagia atas pelayanan prima yang diberikan Padmasari kepadanya.
"Terima kasih, Sayang. kau selalu memberikan service terbaikmu. Aku sangat berharap di sini akan segera tumbuh benih benih dari buah cinta kita berdua. Aku yakin akan sangat cepat karena ladangku pasti ladang terbaik di muka bumi ini.'