Padmasari sambil mencoba mengangkat kepalanya memandang wajah pemilik suara yang baginya serasa tidak asing.
"Sari?" Padmasari dan Amurwa saling pandang menyaksikan keberadaan wanita yang sempat membuat saudaranya sakit hati atas pengkhianatan yang ia lakukan.
"Kau? Gadis desa yang naik pangkat jadi konglomerat? Sedang apa di sini?'
"Kau juga sedang apa di sini? Bukannya seharusnya kamu berada di rumah, mengasuh Cindy dan melayani suami? Kenapa sekarang berkeliaran sepert wanita nakal yang tidak punya tempat untuk pulang?" Amurwa yang mendengar istrinya dicaci sepupu iparnya maju, membentengi Padmasari agar ia tidak terluka sekali lagi. Ia menyesal telah membiarkan orang lain melukai istrinya apalagi saat dilihatnya sang saudara memaki dengan makian yang sangat kasar tak berdasar.
"Kau selalu saja membela dia."
"Itu kewajibanku membela istri yang dihina orang lain."
"O, jadi aku kau anggap orang lain? Lalu siapa dia ? Apakah dia bukan orang lain?"