Padmasari hanya menurut. Ia segera membersihkan luka Amurwa dan merawatnya dengan teliti lalu sesuai kesepakatan, mereka melakukan olah raga sore.
"Mami"
Sebuah ketukan di pintu membuyarkan mereka kembali. Amurwa Bhumi menggelengkan kepalanya, meminta Padmasari untuk diam dan tidak melayani panggilan anaknya, namun ia sama sekali tidak ingin anak-anaknya trauma karena penolakannya.
"Iya, Sayang."
"Kak Andika mencari Mami."
"Iya, sebentar, Sayang. Mami belum selesai merawat Papi ini."
"Apakah luka Papi parah?"
"Tidak, insya Allah sebentar lagi. Kak Nana boleh kembali ke kamar dan katakan pada Andika untuk menunggu sebentar."
"Baik Mami.'
Nana pergi. Amurwa mengacak rambut istrinya, gemas karena Padmasari membohongi anaknya dengan begitu sempurna. Amurwa Bhumi memandang Padmasari yang masih menatapnya intens, seolah bertanya apakah akan dilanjut atau dihentikan.
"Kau pandai berbohong, Sayang?"
"Siapa yang bohong? Aku memang sedang merawat Papinya Khalid kok."
