"Papi." Agus dan Amurwa mengangguk. Mereka segera melajukan mobilnya, mengejar penculik yang membawa Andika tanpa berpikir panjang. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana ciri-ciri mobil penculik Andika.
"Apakah ini bukan tindakan konyol namanya?" gumam Agus setelah beberapa saat meninggalkan LM 1. Amurwa yang memegang kemudi memandang wajah sepupunya dalam diam, tidak mengerti dengan semua ucapan saudaranya.
"Maksudmu?"
"Kita mengejar maling yang entah bagaimana ciri-cirinya. Kalaupun mereka berada dekat dengan kita, kita tidak akan pernah mengenalnya karena kita sama sekali tidak bertanya bagaimana ciri-ciri mobil mereka."
"Hah, mengapa aku begitu bodoh. Bahkan Paman yang mengetahui ciri-ciri mereka kita tinggal begitu saja."ucap Amurwa.
"Sudahlah. Jangan panik. Kita tunggu saja penculiknya menghubungi kita dan tunggu saja apa maunya."