Saudara sudah bertambah. Kini keluarga Kusuma menjadi bagian dari keluarga Karyajasa, yang berhak mendapatkan warisan atas harta Karyajasa di kampung halamannya yang langsung diserahkan pada Kusuma melalui notaris pribadi Amurwa.
"Selamat, Kak. Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berkumpul kembali menjadi keluarga yang utuh." Sambut Agus sambil mengulurkan tangannya memeluk Kusuma. Kusuma tersenyum dan menyambut uluran tangan adiknya.
"Kau tidak khawatir karena jatah warisanmu berkurang karenaku?" goda Kusuma yang langsung disambut gelengan kepala Agus.
"Tidak sama sekali. Harta tidak ada artinya dibandingkan dengan kehadiran saudara seperti Kakak."
"Alhamdulillah kalau begitu. Aku juga, sebenarnya tidak penting juga dengan harta warisan. Kebahagiaanku saat ini adalah berkumpulnya keluarga kita menjadi utuh seperti sekarang." Karyajasa tersenyum mendengar percakapan kedua anak laki-lakinya. Dengan segera ia menghampiri keduanya dan mengelus lembut kepala anak-anaknya.