"Ayah . . ." Agus terperanjat, mendengar suara Cindy yang tiba-tiba mmebuyarkan lamunannya. Gadis lemah lembut yang selalu menjadi alasan utamanya tetap bersatu dengan Sari kini berdiri di hadapannya. air matanya terburai di pipi imutnya. Tangannya bergetar membawa sepucuk kertas lusuh yang entah dia dapat darimana.
"Ada apa, Sayang?" Agus menyeka matanya segera. Ia tak mau anaknya melihat tangisnya. Ia dekati Cindy dan mengulurkan tangannya untuk mendekap anaknya. Ia belai kepala Cindy pelan, merasakan kepedihan yang menyapa hatinya.
Ia dikhianati dan ditinggalkan. Dua kata yang nyaris tidak pernah ada dalam dirinya. tidak pernah ia beri kesempatan siapapun untuk membuat dirinya jatuh cinta sehingga ia mengkhianati atau meninggalkan keluarganya.
Namun kini ia harus menelan pil pahit. Pengkhianatan istrinya menyadarkannya bahwa tidak semua orang memiliki prinsip dan keinginan yang sama dengannya, termasuk Sari.