"Kau harus segera memberi Anita Adik, Sis. Biar dia ada teman main kalau jam-jam seperti ini. Tidak selalu bergelayut manja dilengan ayahnya.'ucap Kusuma Wardhana. Siska mencebik. Ini bukan yang pertama kali orang-orang bilang seperti itu padanya. Ia merasa bersedih karena semua orang mencemooh dirinya yang tidak bisa memberi Anita Adik.
Wisnu, suami Siska hanya mendesah. Ia segera bangkit menenangkan istrinya yang masih menunduk sambil menahan agar air matanya tidak jatuh. Ia elus kepala Siska dan menciumnya lembut membuat Kusuma menatap mereka dengan menautkan kedua alisnya. Selama ini ia sama sekali tidak tahu mengapa mereka saling menguatkan.
"Sudah, jangan bersedih, mereka hanya bercanda kok."
"Iya, Mas. Siska juga tahu, tapi rasanya hati ini benar-benar sakit ketika menyadari betapa diriku ini kurang sempurna karena menikah sudah lama tapi baru dikasih satu anak."
