"Sudah diamlah. Jangan terlalu banyak bicara!"
"Baik Tuan."
Sulthon menyetir dalam diam. Ia benar-benar tidak tahu mengapa sikap Amurwa berubah sedingin itu ketika melihat Padmasari pingsan. Akal sehatnya tidak bisa bekerja normal.
"Sayang, maafkan Mas yang tidak bisa selalu menuruti keinginanmu ya. Maafkan Mas. Ayo bangun, Sayang! Bangun! Mas tidak ingin kehilanganmu, Sayang. Mas kesepian tanpamu, Sayang. kau cacilah Mas! Jangan diam seperti ini, Sayang."
Sulthon hanya dapat menatap Amurwa dari spionnya. Ia terharu melihat Amurwa yang menangis sambil mendekap istrinya. Tubuhnya bergetar hebat, benar-benar menghilangkan Amurwa yang dimatanya selalu kelihatan tegar.
"Sudah sampai Tuan."
Amurwa segera membuka pintu tanpa menunggu Sulthon membukakan untuknya. Ia segera membopong tubuh Padmasari dan membawanya ke IGD.
"Dokter, tolong istriku, Dokter."