Padmasari memandang Amurwa Bhumi yang sedang mencoba melepaskan semua ikatan yang ada di tangan dan kakinya. Amurwa Bhumi masih terus fokus pada kegiatannya. Melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Padmasari dengan sesekali mengusap keringat yang membasahi dahinya. Laki-laki itu tampak serius dan tidak main-main dalam melakukan pekerjaan. Ada rasa khawatir yang dimunculkan di wajah laki-laki tersebut yang membuat Padmasari mengerutkan keningnya. Padmasari terpaksa memandang wajah Amurwa Bhumi yang selama ini ia tolak keberadaannya. Bukan apa-apa semua ia lakukan karena antara Padmasari dan Amurwa Bhumi yang sekarang berdiri di depannya bukan manusia yang di takdirkan oleh Tuhan untuk menyatu satu sama lain. Padmasari sadar bahwa posisinya sebagai istri dari Amurwa Bhumi tidak serta merta membuat dirinya mau menerima Amurwa Bhumi yang merupakan kakek mertuanya.