"Cih" Padmasari berdecih, jijik pada ucapan laki-laki yang tersenyum menyeringai di hadapannya seolah ingin memangsanya. Ia tahu selama ini banyak sekali laki-laki yang menggodanya, bahkan saat dirinya bersama dengan Kusuma Wardhana dan kali ini ia merasakan kembali. Digoda laki-laki menjijikkan yang ingin membuat dia takluk.
"Aku suka melihat wanita yang galak, Nyonya. "
"Apa maumu ?' Tanya Padmasari tenang. sebenarnya bukan tenang. rasanya ia merasa memiliki musuh dengan kekuatan maksimal.
"HA ha ha, Kau cerdas juga rupanya. Pantas saja Tuan Amurwa benar-benar menambatkan hatinya hanya padamu. Tapi sayangnya, ia tidak berumur panjang. Sayangnya ia harus menyaksikan istrinya yang cantik sebentar lagi akan menyusulnya, dari atas sana,"
"Sudahlah, Tuan. Katakan saja apa maumu sekarang. Hari sudah sore dan aku belum melaksanakan salat asar. Jangan membuat aku menunda untuk melaksanakan kewajibanku menyembahNya. "
"Ha ha ha, kau belum salat ? "
"Iya."