Chereads / PADES CONTINENT / Chapter 1 - Prolog

PADES CONTINENT

🇮🇩M_Why_u
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Lima tahun, lima tahun sudah ia tak pernah melihat dunia di luar rumahnya, kehilangan orang tuanya menyebabkan trauma mendalam baginya. Samuel Nusantara itu namanya, saat itu ia adalah hanyalah seorang anak kecil yang hampir kehilangan semangatnya untuk hidup, setelah kematian orang tuanya perlahan keluarga mulai menjauh, beberapa tetap menjalin hubungan tapi di mata mereka terlihat keserakahan, Sam bisa merasakan itu, ia juga bisa mendengar bisikan yang di arahkan padanya dengan tatapan kasihan bahkan ada juga cemoohan. Ia muak! muak dengan strategi saudaranya yang ingin mendapatkan hartanya, ia juga muak dengan tatapan kasihan teman-temannya, bahkan telinganya panas saat mendengar orang berbisik-bisik tentangnya. Semua rasa muak itulah yang membuatnya tidak keluar lima tahun ini, semua kebutuhannya tercukupi oleh warisan orang tuanya, adapun untuk membeli sesuatu ia ditolong keluarga sahabatnya, yang juga satu-satunya keluarga yang menatapnya tanpa maksud tersembunyi, itu juga yang menyebabkan ia tetap memiliki semangat hidup.

Hari ini ia memutuskan keluar karena sahabatnya,Rei Pratama, mengajaknya bertemu di suatu tempat untuk memperingati ulang tahun Rei. Ini adalah ulang tahun ke tujuh belas sahabatnya jadi ia menerima ajakannya. Setelah sampai tempat yang dimaksud, ia menemukan bahwa tempat itu adalah pasar malam. Samuel menyadari maksud Rei mengajaknya bertemu di tempat ini, yaitu menghilangkan traumanya, hal itu membuatnya ragu apakah akan masuk atau kembali. setelah beberapa saat ia menyadari bahwa dirinya menjadi perhatian sebagian orang yang mayoritas pasangan, mereka menatapnya sambil berbisik pada pasangan mereka.

"Besok-besok kalau gua kesini lagi gua bakalan bawa pacar gua! biar kagak kelihatan jones, yah walaupun gua emang jomblo sih sekarang," gumamnya.

Sebenarnya Samuel merasa gugup ditatap orang banyak, pengalamannya membuat Sam berfikir tatapan itu hanya mencemooh. Karena tak tahan berlama-lama ditatap banyak orang ia segera memilih memasuki pasar malam, bagaimanapun ini hari spesial sahabatnya jadi ia harus menyanggupi ajakan Rei.

******

Setelah beberapa saat mencari Samuel akhirnya menemukan Rei yang sedang bersantai di sebuah bangku sambil memakan bakso bakar, melihat itu Sam langsung menghampiri Rei lalu tanpa permisi ia langsung menyambar bakso bakar di tangan Rei, Hal itu tentu membuat Rei kaget sekaligus marah.

"Woi lu kagak permisi maen samber aje!" bentak Rei.

"sendirian aje lu?" tanya Samuel tak memperdulikan bentakan Rei ia terus memakan bakso bakarnya sambil duduk disebelah Rei .

Melihat sikap Samuel membuat Rei tak berdaya, jadi ia mengambil bakso bakar lainnya yang masih di plastik lalu perlahan menjawab, "sendirian lah! kalau rame emang lu bakalan dateng? kurang apa coba gua?mikirin elu sampe segitunya?"

"Yaelah jijik gua dengernya, mendingan lu mikirin Maemunah Sono! doi ngechat lu kagak pernah lu jawab," kata Samuel yang sudah menghabiskan bakso bakarnya, Sam lalu berdiri dan melanjutkan, "nah acara pertama kita wisata kuliner! lu yang traktir!"

"eh?! kan gua yang ultah gua lah yang harusnya ditraktir!" tolak Rei.

"Bodo amat,,," balas Samuel sambil berjalan ke toko makanan terdekat.

*****

Setelah puas mencoba semua jajanan dan makanan yang ada di pasar malam Samuel dan Rei berencana menaiki wahana. pilihan pertama mereka jatuh kepada komedi putar, sebenarnya Samuel tidak mau naik wahana tersebut alasannya itu wahana yang paling sering ia naiki bersama orangtuanya dulu, namun karena ia sudah minta ditraktir jadi ia menerima ajakan Rei.

"Udahlah jangan sedih Mulu, kasian gua ama orang tua Lu di sana ngeliat anaknya mukanye di tekuk Mulu kek monyet," kata Rei yang melihat ekspresi Sam agak murung.

"Sampah! lo yang kek monyet!" kata Samuel tak terima.

akhirnya tiba giliran mereka berdua untuk masuk ke wahana, dan kebetulan mereka tempat mereka bersama dengan dua perempuan, yang satu berwajah manis,kulitnya berwarna sawo matang dan rambutnya hitam, perempuan lainya adalah wanita berkerudung dengan wajah adem khas orang Bandung bajunya tertutup jadi tidak tau warna kulitnya. Melihat perempuan berkerudung itu Samuel agak tertarik namun ia tidak berani, ia ingin berkenalan namun tidak tau caranya, adapun Rei ia hanya diam saja menyusun rencana untuk berkenalan dengan perempuan berwajah manis.

akhirnya mesin dihidupkan, namun keheningan canggung terjadi di tempat Samuel dan Rei, terlihat kedua wanita itu agak gugup, Rei juga melihat sahabatnya pura-pura melihat keluar jendela untuk menyembunyikan kegugupannya. Akhirnya karena tidak tahan, Rei batuk kecil untuk menarik perhatian, lalu ia mengulurkan tangannya pada perempuan berwajah manis sambil berkata, " Aku Rei, Rei Pratama, boleh kenalan?"

perempuan manis itu agak kaget, lalu melihat perempuan berkerudung, mereka saling bertatapan sejenak kemudian ia balik menatap Rei sambil mengulurkan tangan menyambut tangan Rei lalu berkata pelan, "aku Lesti,,, salam kenal,"

Rei melirik Samuel memberinya kode untuk berkenalan dengan perempuan berkerudung. Samuel menangkap kode itu namun saat menyusun kalimat rasa gugup mengalahkannya membuat mulut Sam hanya terbuka namun tidak ada kata yang keluar. Melihat tingkah sahabatnya Rei hanya menepuk jidatnya sendiri lalu menunjuk ke Samuel lalu berkata, "ini Samuel , temen ku dari kecil, kalau boleh tau nama temenmu?"

"ini Ririn temen ku dari kecil juga,,," jawab Lesti

"Orang mana?" tanya Rei yang mau tak mau membuka topik.

"orang komplek sebelah," kata Lesti.

"komplek sebelah? eh katanya kemarin komplek mu jadi juara voly se-kabupaten ya?"

"Iya kemarin menang juara satu bawa pulang piala,"

"kayaknya kamu tau banget, ngikutin pas turnamennya ya?" selidik Rei

"hehe,,, iya soalnya aku suka banget Ama voly!" kata Lesti sedikit lebih antusias, sepertinya rasa gugupnya agak mereda.

"wah masak? besok ada turnamen voly lho di komplek ku pas tujuh belasan, mau liat bareng apa nggak ?" ajak Rei

Lesti langsung mengangguk ia tersenyum malu-malu lalu berkata, " aku sebenernya udah pengen ke sana tapi baru rencana aja,,, kalo kamu ngajakin aku ayo aja tapi ntar ngajakin temenku yang lain ga papa ya?"

Rei senang mendengar ajakannya diterima jadi tanpa ragu-ragu ia menyetujui dengan mengangguk, setelah itu ia coba bertanya-tanya tentang hal lain. Adapun dua nyamuk di samping mereka, Samuel dan Ririn keadaan mereka saat ini sangat canggung terkadang bertatapan lalu langsung membuang muka ke jendela, itu terjadi berulang-ulang dan sama sekali tiada yang berbicara antara mereka berdua.

setelah beberapa menit berputar tiba-tiba komedi putar berhenti, hal itu membuat Rei nyeletuk, "Yaelah komedi puter nya lemes amat! kagak ada semangat-semangatnya,"

Lesti tertawa kecil dan Samuel hanya memutar matanya, lalu Rei melanjutkan, "pasti komedi putarnya jomblo kayak gua,,, nggak ada yang nyemangatin makanya nggak punya semangat,"

akhirnya Samuel tidak tahan, ia pun mencibir, " harga diri komedi putar jatuh di samain sama lu,"

Setelah mencibir Samuel pun berbalik melihat keluar jendela, beberapa saat kemudian ia mendapati sesuatu yang aneh, untuk memastikan ia melihat orang-orang di bawah menemukan mereka tidak bergerak, benda-benda pun tidak ada yang bergerak, bahkan udara sekalipun sepertinya berhenti. Samuel terkejut sekaligus ketakutan melihat hal itu, kemudian ia melihat Rei dan Lesti, ternyata mereka masih berbincang-bincang, hal itu membuat Samuel agak lega, setelah itu ia melihat ke arah Ririn, tubuhnya bergetar, itu karena,

Mata nya masih terbuka posisinya juga masih sama seperti sebelumnya, tapi ia tak bergerak! Lalu Samuel mengulurkan tangannya menempatkan di depan hidung Ririn, sontak ia Mundur, Ririn tidak bernafas! dengan ketakutan ia memanggil pelan, "guys,,,"

Rei dan Lesti menoleh ke Samuel, lalu Rei bertanya, "Kenapa Sam?"

"coba deh cek nafasnya Ririn," suruh Samuel yang sekarang tatapannya kosong sepertinya memikirkan sesuatu.

"Temen kamu aneh ya Rei lucu juga,,, ya nggak Rin?"Kata Lesti, tapi saat ia tak mendapatkan jawaban, ia mulai curiga lalu memandang Ririn dan memanggilnya dengan sedikit menaikan nadanya, "Rin? Ririn!"

Rei melihat itupun mengerutkan kening, ia mengenal Samuel, Sam bukanlah orang yang melakukan sesuatu sembarangan, jadi dengan gugup ia mengulurkan tangan untuk memeriksa nafas Ririn.

"Ririn udah nggak nafas!!!" teriaknya ketakutan saat mengetahui Ririn tidak bernafas. Lesti ketakutan, ia mengguncang tubuh Ririn sambil memanggil dengan panik, " Rin?! jawab Rin! Ririn ?!! jangan diem aja!!"

Lesti menangis sambil memeluk tubuh Ririn, Rei lalu melihat Samuel untuk meminta jawaban, Samuel yang melihat itu langsung menunjuk ke jendela dan berkata, " itu sama kayak di luar jendela,,,"

Lesti dan Rei sontak melihat ke luar jendela, keduanya kebingungan dengan apa yang mereka lihat, tiba-tiba tubuh mereka bertiga bercahaya, lalu tanpa sempat melakukan apapun lagi kesadaran mereka hilang.

*****