Sepertinya keberuntungan tak berpihak pada Samuel karena ia mendapat nomer urut terakhir dalam seleksi ini. Membuatnya menunggu seharian penuh sampai akhirnya namanya dipanggil oleh pemeriksa, sambil menunggu gilirannya ia melihat banyak wajah kesal dari peserta lainnya yang membuatnya penasaran apa yang diuji sampai membuat mereka kesal seperti itu. Sampailah dia ditempat pengujian , tempat pengujian berada diruangan tertutup dengan luas sebesar lapangan futsal didunia samuel sebelumnya, dan disana hanya terdapat satu kursi dengan seorang wanita mendudukinya.
"bertahan melawanku sepuluh menit maka kau akan lolos." Katanya tenang.
Sepertinya ia mengerti mengapa para peserta memasang wajah kesal setelah keluar dari sini, itu karena akan menjadi memalukakn bagi seorang prajurit jika mereka kalah dari seorang perempuan , apalagi kalimat pertama yang dikeluarkan adalah kata-kata provokatif.
" Jangan meremehkanku jika tidak ingin berakhir tragis."
Setelah mengatakan itu ia langsung berdiri dan mengambil kuda-kuda bersiap bertarung, dengan perlahan ia berjalan mendekati Sam yang masih memproses apa yang terjadi. Melihat musuhnya yang masih belum siap ia langsung menyerang, tendangan melayang kearah paha dari Samuel namun, dengan cepat Samuel menghindar dengan melompat kebelakang. Akan tetapi serangan wanita itu tidak berhenti, kaki lain dengan cepat menyusul Samuel dan memaksa Sam untuk kembali menghindar, serangannya terus berlanjut yang membuat Samuel tidak dapat menyerang balik karena Wanita itu tak memberi kesempatan untuk melihat celah dari serangannya.
Satu-satunya cara adalah dengan mencari jarak, jadi Samuel dengan sengaja menerima salah satu tendangan wanita itu dan membuatnya terpental, tangannya kebas karena tendangan itu tapi sisi positifnya adalah ia mendapat jarak yang ia inginkan. Namun, bukannya ketenangan yang didapat, Sam malah melihat Wanita tersebut merapal mantra dan sekarang elemen es melingkarinya.
"ICE MAGIC : ICE BULLET!"
Puluhan peluru es terbang dengan cepat menuju Samuel, melihat itu Sam langsung mengeluarkan jimat dari sakunya yang langsung bersinar terang. Sepersekian detik kemudian muncul perisai transparan dihadapannya, dengan itu Sam selamat.
" itu tidak melangkar peraturan kan?"
"tidak… DOMAIN!"
Setelah itu Sang Wanita kembali mendekati Samuel namun sekarang disekelilingnya diselimuti udara dingin, melihat itu tangan Sam sekarang diselimuti cahaya membentuk sarung tangan dengan warna emas di tangan kanan dan warna silver di tangan kirinya.
" GAUNTLET MODE!"
Dengan itu Samuel secara langsung menerima tendangan sang Wanita. Namun, berbeda dari sebelumnya sekarang Sam tidak terpental malah Sam dapat menyerang balik, memaksa Wanita itu menggunakan tangannya pada ronde kedua ini mereka bisa dibilang berimbang akan tetapi Sam menemukan masalah baru, udara dingin disekeliling Wanita itu membuat Sam sulit bergerak dan juga bernapas hal itu menyebabkan fokus Sam mulai menurun. Melihat kondisi Sam , Wanita itu memanfaatkan kesempatan dengan meningkatkan intensitas serangannya membuat Sam harus menerima beberapa pukulan dan tendangan. Tak tahan lagi Sam mengeluarkan kartu lainnya, ia menggenggam tangan kanannya dan berteriak.
"FLASHBANG!"
Cahaya bersinar terang membutakan mata musuhnya sejenak namun cukup bagi Samuel melemparkan teknik selanjutnya.
"EXPLOSION FIST!"
Pukulan Sam mengenai sang Wanita dan menyebabkan ledakan, hasilnya wanita itu terbang karena efek teknik Sam, tubuh Wanita itu menabrak dinding tempat uji. Namun, Wanita itu bangkit kembali syukurlah bagi Sam ia tidak menyerang lagi melainkan berjalan menuju kursi dan mengeluarkan kertas yang tersimpan di bawah kursi.
"Nama?"
Samuel tersenyum karena berarti ia diterima, setelah itu Sam ditanyai mengenai beberapa hal pribadi seperti umur,tempat tinggal,pernah bekerja dimana dan yang lainnya. Ia juga dimintai janji dan sumpah untuk kebaikan pahlawan semua itu berakhir sekitar sepuluh menit lalu Sam dipersilahkan untuk keluar ruangan. Setelah keluar ruangan Sam berencana mencari restoran untuk mengisi perutnya yang sudah mulai demo meminta jatah, setelah Sam tak terlihat lagi dari ruangan tersebut muncul dua sosok hitam di samping Sang Wanita.
" Apakah diantara mereka ada yang mengancam ?" tanya salah satu sosok hitam.
"Awasi peserta terakhir tadi! Aku merasa dia belum mengeluarkan kemampuannya, apalagi elemen cahaya yang ia kuasai memiliki dua bentuk berbeda, itu… sangat unik."
"LAKSANAKAN!" jawab kedua sosok hitam serempak.
Di restoran tempat Samuel makan, menjual sebuah makanan yang hampir mirip dengan makanan favoritnya di dunia dahulu. Sebuah mangkok mie dengan topping ayam semur tersedia didepan Sam sekarang, baunya membuat Sam kembali mengingat dunianya yang dulu ia merasa nostalgia walaupun barudi dunia ini selama beberapa minggu bahkan belum sebulan.
Saat makan ia teringat saat ia terakhir ia bertemu dengan sahabatnya Rey, setelah datang didunia baru ini ia mengetahui bahwa ini adalah dunia yang penuh sihir dan menurutnya ini adalah dunia yang sangat seru dan ia berharap dapat berpetualang dengan sahabatnya tersebut, sayangnya bahkan sampai sekarang ia tak sedikit pun tau bagaimana keadaan Rey. Selesai makan dikejauhan ia melihat anak kecil dengan baju lusuh disebrang jalan sedang meminta uang kesetiap orang yang melewatinya, Sam mendekatinya dan memberinya beberapa koin perunggu kepadanya. Namun, ia melihat bekas luka dileher anak itu yang menarik perhatian Sam tapi ia takbertanya agar menghindari masalah yang tak perlu, saat Sam berjalan menjauh ia mendengar bisikan.
"Tolong…"
Sam merasa baju nya ditarik oleh anak itu yang membuatnya terhenti sejenak. Namun, Sam melepaskan tangan anak itu dengan berkata.
"maaf aku ada urusan…" dengan itu ia pergi tanpa melihat kembali pada anak tersebut, ia bukan orang baik yang menolong siapa saja yang meminta, apalagi ia memiliki tujuan lain sehingga ia tak ingin mencari masalah yang tidak perlu. Setelah itu ia pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari penginapan sementara sebelum besok berangkat bersama pahlawan.
Melihat Samuel pergi meninggalkannya sorot mata putus asa terpancar , membuatnya menunduk lesu berjalan menjauh juga entah pergi kemana. Drama kedua orang itu tak luput dari pengawasan dua bayangan hitam, mereka saling pandang lalu berlanjut mengikuti Sam dari kegelapan.