Lelaki tua itu berambut putih panjang, mengenakan pakaian seperti pakaian ihram dan sebuah belangkon coklat. Beliau duduk bersila, kedua tangannya berada di atas lutut seperti halnya bertapa. Kemudian, lelaki tua itu memandangnya sembari tersenyum. Fadil penasaran, identitasnya yang sebenarnya. Dia pun teringat sebuah mimpi, saat dirinya bertemu dengan lelaki tua memegang tongkat pancing. Dadanya yang bidang, memancarkan sosoknya yang perkasa dan bijaksana.
Melihat sosoknya, ia merasa seperti pernah bertemu dengannya. Namun ia tidak tau, di mana dirinya bertemu. Pemuda itu menduga, bahwa itu hanyalah imajinasinya saja. Lalu, ia mengusap kedua matanya dan ia kembali melirik ke atas. Sosok lelaki tua, tetap berpegang teguh pada pendiriannya.
"Maaf, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Fadil.
"Benar nak, kita pernah bertemu sebelumnya di alam mimpi," jawabnya kepada Fadil.
"Hormat saya kepada sesepuh," ucapnya sembari membungkuk dan merapatkan kedua tangannya.