Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Nasi goreng yang mereka jual telah habis. Tina, duduk salah satu kursi pelanggan yang sepi, sedangkan Sarah dan Luna melepas regulator dan mengangkat bangku satu persatu ke dalam rumah. Kemudian bangku plastik tersebut, di tunpuk dan di tata serapih mungkin di halaman belakang teras rumah. Selanjutnya menata bangku, ketiga gadis itu menutup kedai.
Seorang lelaki mengenakan helm, menaiki motor Supra-X hitam membunyikan klakson. Mereka bertiga menoleh pada lelaki tersebut. Rupanya, lelaki itu adalah Dimas. Dia, mengucapkan rasa terimakasih pada mereka bertiga. Kemudian, ia pun pamit dan melaju kendaraannya menjauhi kedai. Bulan bersinar dengan terangnya, angin malam mulai berhembus dengan pelannya. Beberapa karyawan pabrik, terlihat berjalan menelusuri terotoar.