14 TAHUN YANG LALU
Ares menarik dengan keras lalu melayangkan bogemnya pada Kendrick, salah satu siswa tingkat 7 yang lebih besar, lebih tua dan lebih tinggi darinya.
"Ayo pukul dia! Pukul dia!" sorak beberapa anak lain malah makin menyemangati Ares yang terkenal dengan kebandelan dan tak segan berkelahi. Kendrick sengaja melempar tas milik Cassidy Belgenza ke basin wastafel di kamar mandi sampai basah.
Cass yang masih tingkat tiga tak bisa berbuat apa pun. Ia bukan anak yang kuat dan pemberani seperti Ares atau Jupiter. Maka begitu Ares tahu temannya diganggu, ia langsung tanpa peringatan mencari Kendrick dan menghajarnya.
"AKU AKAN MEMBUATMU BABAK BELUR, ARES!" teriak Kendrick begitu kesal dan langsung memukul Ares sebisanya.
"COBA SAJA KALAU KAU BISA, GENDUT!" Ares yang memiliki kemampuan bela diri dengan gampang menepis dan menguncinya seperti seorang pegulat. Aldrich datang terlambat. Ketika ia tiba, Ares tengah berkelahi begitu serunya dengan Kendrick yang bahkan kaosnya nyaris sobek.
Jupiter berlari dan menyusul lalu mengerem di sebelah Aldrich. Ia terpaku melihat adik kembarnya sibuk memiting leher dan tangan Kendrick bahkan sampai berguling ke lantai.
Dan pertandingan gulat tak profesional itu disaksikan oleh anak-anak tingkat satu dan dua yaitu Chloe dan Putri. Dengan wajah ketakutan ia menyaksikan betapa brutalnya Ares jika sudah marah. Chloe sampai terperangah.
Ketika Andrew datang, barulah Jupiter ikut datang melerai tapi ia kemudian marah karena Kendrick berhasil memukul Ares sampai hidungnya berdarah.
"HEI, JANGAN PUKUL ADIKKU!" BHUK – Jupiter memberikan sebuah pukulan telak yang sama yang membuat Kendrick spontan terpental ke belakang.
"Oh, habislah kita!" rutuk Aldrick yang melihat segala kekacauan yang mereka lakukan. Jupiter langsung berbalik untuk memegang dan memeriksa Ares tapi anak itu malah berdiri dan hendak berkelahi lagi. Andrew dan Jupiter terpaksa menghalangi terlebih Pak Bronson, guru Matematika datang dan membubarkan perkelahian.
"ADA APA INI!" teriak sang guru lalu langsung membubarkan kerumunan. Melihat Kendrick terjatuh dan tak sanggup bangun, Pak Bronson langsung menolong anak itu. Setelah membangunkan dan memeriksa keadaannya termasuk darah di hidung, Pak Bronson langsung bertanya siapa yang sudah memukulnya sampai terluka. Dengan marah, Kendrick langsung menunjuk pada Ares.
"Ares yang memukuliku. Dia seharusnya tidak sekolah di sini, dia mematahkan hidungku!" tuduh Kendrick pada Ares sambil menangis. Jupiter yang tahu jika bukan Ares melainkan dirinya yang telah memukul sampai berdarah lantas langsung mengaku.
"Bukan Ares, tapi aku yang melakukannya!" sahut Jupiter pada Pak Bronson.
"Kalian semua akan masuk ruang kepala sekolah, terutama kamu, Ares ... kali ini kamu tidak akan bisa lolos, mengerti!" tunjuk guru SD Wollington tersebut.
"Tapi Pak ..." potong Jupiter
"Kamu juga ikut adikmu, ayo cepat!" hardik Pak Bronson pada anak-anak itu. Itu termasuk Andrew dan Aldrich yang akhirnya dilepaskan setelah mereka tak terlibat perkelahian. Sebelum Ares digiring ke ruang kepala sekolah, ia menoleh ke arah samping koridor tempatnya melintas dan melihat Putri berdiri di sana bersama Chloe.
Ares terkesiap karena tak tahu jika Putri ternyata menyaksikan perkelahiannya tadi. Ia hanya bisa menundukkan kepala dan berjalan ke kantor kepala sekolah tak berani lagi menatap Putri.
"Kenapa dia selalu membuat masalah!" gerutu Chloe begitu melihat Ares dan teman-temannya berjalan melewati ia dan Putri.
"Apa dia sering berkelahi?" tanya Putri pada Chloe dan gadis kecil itu pun mengangguk.
"Dia suka mengerjai anak-anak baru, kecuali yang dekat dengannya." Putri jadi makin takut dan sedikit menaikkan buku yang tengah ia peluk sedikit lebih tinggi dan makin erat.
"Apa dia akan mengerjai Putri juga?" tanya Putri dengan polosnya.
"Aku rasa enggak!" jawab Chloe tapi sambil mengedikkan bahunya.
"Dia gak pernah ngerjain aku atau Mila dan Izzy." Putri mengangguk mengerti.
"Ayo kita pergi!" ajak Chloe menggandeng tangan Putri dan pergi dari tempat tersebut.
Hari itu, Mars dan Vanylla dipanggil ke sekolah atas perilaku Ares yang kali ini sudah membuat seorang anak sampai berdarah. Ares sendiri mendapat luka, memar dan hidungnya juga berdarah. Awalnya Mars menerima tapi kemudian ia ikut protes karena Putranya juga terluka tapi tak ada yang bertanggung jawab.
"Jangan harapkan aku bertanggung jawab tapi anak itu juga lolos. Jika Ares dihukum maka anak itu juga harus dihukum karena mereka sama-sama berkelahi!" tukas Mars dengan kesalnya pada kepala sekolah. Vanylla terpaksa ikut menenangkan suaminya agar bisa bicara lebih baik.
Sementara di luar ruangan kepala sekolah, Ares dan Jupiter duduk berdua menunggu hukuman. Jupiter lalu memegang wajah Ares mencoba memeriksa keadaannya.
"Apa sakit?" tanya Jupiter dan Ares menggelengkan kepalanya.
"Aku baik-baik saja, Jupiter. Tapi ... " Ares melihat ke sekitar dan pandangan kesalnya tertuju pada Kendrick sebelum ia melihat pada Jupiter lagi.
"Tadi Chloe dan Putri melihat kita," sambung Ares separuh berbisik. Jupiter mengernyitkan keningnya.
"Lalu?" Ares sedikit menyengir. Ia lupa Jupiter tak tahu jika dirinya menyukai Putri.
"Aku takut dia takut padamu," jawab Ares makin membuat Jupiter makin mengernyitkan keningnya heran. Tapi kemudian ia berpikir lagi, jika Chloe melihat ia berkelahi maka ia bisa mengatakannya pada Venus dan itu bukan hal yang baik. Jupiter menoleh pada Ares yang mengangguk yakin dengan sisa darah di hidungnya.
"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Jupiter membuat Ares ikut berpikir. Ia lalu berbisik sesuatu pada Jupiter dan mengangguk setuju pada Ares.
Ares dan Jupiter dihukum harus berada di kelas detensi saat jam pulang sekolah dimulai dari hari itu sampai satu minggu ke depan begitu pula dengan Kendrick. Mars yang menemui anaknya hanya bisa menggelengkan kepala dengan kedua tangan berkacak pinggang di depan Ares dan Jupiter yang menyengir bodoh pada Ayahnya.
"Hai, Putri ..." sapa Jupiter beberapa hari setelahnya pada Putri yang tengah menggambar di taman belakang sekolah bersama Chloe tapi Chloe tak mendengar karena ia asyik mendengarkan musik melalui earphone. Putri menaikkan pandangannya dan tertegun si Jupiter King datang menyapanya. Ia tampak takut tapi senyuman Jupiter membuat Putri terdiam. Sementara sedikit jauh di belakangnya, Ares mengintip dengan malu-malu.
"Ini untukmu!" Jupiter memberikan dua buah es krim popsicle pada Putri. Putri masih tertegun dan tak mengerti. Jupiter lantas mendekat dan tersenyum sementara Ares berdiri saja tak berani berbuat seperti Kakaknya.
"Berikan satu pada Chloe, kamu mau kan?" bujuk Jupiter lagi dengan suara lembut dan Putri lalu mengangguk perlahan. Jupiter tersenyum lebar dan Putri sempat merona. Ia lalu mengambil es krim itu dan memberikan salah satunya pada Chloe. Chloe lalu menoleh dan tersenyum pada Jupiter.
"Hai Piter ..."
"Hi, Chlo ..." Jupiter tersenyum manis pada Chloe yang menerima es krim darinya. Ia lalu berdiri dan berbalik pada Ares sambil mengedipkan matanya.
"Beres!" ucap Jupiter memberikan jempolnya. Ia lalu mendorong Ares agar ikut menjauh dari Putri dan Chloe yang begitu senang diberikan es krim oleh Jupiter. Hanya saja Putri mengira jika itu dari Jupiter dan tak tahu jika itu sebenarnya adalah pemberian Ares.
Dari kejauhan Ares tak bisa menahan senyumannya saat melihat senyum Putri yang tengah menikmati es krim popsicle yang ia berikan melalui Jupiter.
"Dia tersenyum ... dia sangat cantik ... Putri," gumam Ares pelan pada dirinya.