"Eh? Ma- maaf ya kalau aku barusan telah lancang dan terlalu banyak bertanya tanya akan hal yang merupakan privasi kalian berdua." Kala tiba tiba berkata dengan nada menyesal. Sepertinya karena dia melihat akan suramnya situasi sekarang, ditambah lagi karena betapa kasarnya perbuatan yang dilakukan oleh Ajeng sebelumnya.
"Ah! A ha ha ha Tidak kok! Tidak! Itu bukan salahmu kok. Cuma dia ini memang mulutnya sekarang sedang terasa masam haha. Bukan hal penting kok! Tidak usah dipikirkan mah dia ini!" Ucapku sembari tertawa canggung. Tak lupa pula aku menginjak kaki Ajeng dengan sekuat tenaga.
"Aw! Huh! Gak berasa apa apa, tuh!" Gerutu Ajeng. Ajeng kemudian memalingkan wajahnya yang cemberut itu sembari menyilangkan kedua tangannya. Dia juga terdengar menggerutu secara samar samar.