"Lili! Kau harus menurut! Cepat lepaskan kucing itu!"
"Kau jangan anggap kucing ini patuh dan penurut saat ini! Siapa tahu dia akan mencakar wajahmu! Yang pasti, dia sangat mengerikan! Saat dia mencakarmu, sudah terlambat kalau kau menangis … "
Tepat pada saat Xu Ciye mengatakan ini, kucing putih bermata biru yang dipeluk loli kecil itu mendadak menjulurkan kepalanya. Mata kucing itu menyipit, seolah mengancam. Detik berikutnya, kucing itu menabrakkan kepalanya ke leher Lu Li!
"Lili!"
Xu Ciye sangat ketakutan dengan apa yang sedang terjadi. Ia tidak terlalu peduli dan melangkah maju dengan wajah pucat. "Cepat singkirkan dia! Dia hendak menggigitmu!"
Namun, sudah terlambat.
Xu Ciye hanya bisa melihat kucing putih itu membuka mulutnya lebar-lebar. Menunjukkan deretan giginya yang tajam dan runcing, lalu dengan ganas menundukkan kepalanya …
Namun, kucing kecil itu justru menggosok leher kecil Lu Li.
"Meong, meong … "
?
??
???
Xu Ciye tercengang sekaligus terheran-heran.
Kucing ini … hanya menggosok lehernya?
"Gatal, kucing!"
Loli kecil itu memeluk kucing itu dan menggerakkan kepalanya. Begitu kepalanya dibenamkan di tubuh kucing itu, kucing tersebut terus menggosoknya. Akhirnya, kedua sudut bibir Lu Li melengkung ke atas. Ia tersenyum tanpa henti. Dengan senyum lembutnya, Lu Li berkata, "Baiklah, aku tahu kau menyukaiku. Aku juga sangat menyukaimu! Oh, ya, kau bilang kau akan memperkenalkan tuanmu kepadaku, kan? Boleh juga! Apa tuanmu itu juga seekor kucing?"
Xu Ciye tak bisa mempercayai apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Dia berhenti dan mengedipkan matanya.
Sial!
Apa yang kulihat?
Kucing Bei Xiubai yang pemarah dan dingin ini untuk pertama kalinya tidak mencakar manusia. Namun, tak hanya itu saja. Ia juga menggosok leher gadis kecil itu dengan kepalanya seperti anak kucing pada umumnya.
Kucing kecil itu selalu mengeong beberapa kali. Beberapa kali pula ia berguling manja di lengan Lu Li. Tingkahnya terlihat sangat manis dan menggemaskan.
Sepertinya kucing ini bukan kucing sosial yang dilihatnya sebelumnya. Bahkan setiap bulu yang ada di sekujur tubuhnya seolah ingin berkata, "Orang asing, jangan mendekat! Kau akan mati jika kau mendekat!"
Apakah Xu Ciye yang buta, atau apakah kucing ini salah makan?
"Paman, tenang saja. Aku adalah roh ikan mas. Kucing tidak akan menggigitku. Justru dia sangat menyukaiku."
Senyum cerah di wajah loli kecil itu merekah. Ekor kudanya bergoyang, membuatnya semakin lucu, "Dia juga berkata dia akan memperkenalkan tuannya kepadaku."
"Meong."
Kucing putih itu menjulurkan kepalanya lagi dan mengeong di waktu yang tepat, seolah menyetujui kata-kata Lu Li.
Lu Li tahu bahwa kucing kecil ini sama seperti anak kecil. Saat ia lucu dan penurut, ia bisa menyentuh hati manusia.
Xu Ciye melihat sikap langka kucing ini. Terlebih lagi, kucing Pei Xiubai ini punya postur tubuh yang bagus. Bulunya begitu lembut, halus, dan berwarna putih seperti salju. Mata kucing tersebut yang berwarna biru langit terlihat begitu jernih saat menatap mata siapa saja yang melihatnya.
Karena Xu Ciye tidak tahan lagi, akhirnya ia mengulurkan tangannya.
Saat ia dulu pertama kali melihat kucing ini, ingin sekali ia menampar keras-keras kucing ini!
Sekarang akhirnya ia punya kesempatan!
Sayang sekali, sebelum ia sempat menyentuh kucing itu, kaki kucing itu menendang dan mencakar tangan Xu Ciye sambil mengeong keras.
Cakar kucing yang tajam dan pupil yang seolah mengancam ini seolah mengusir Xu Ciye.
"..."
Xu Ciye terdiam.
Kenapa aku tidak bisa menyentuh kucing ini!
Apa karena aku bukan peri ikan mas?
Meskipun kucing itu tidak akan melukai Lu Li, tapi bukan berarti ia bisa melukai Pei Xiubai.
Pei Xiubai tidak akan mengasihani hanya karena Lu Li adalah peri ikan mas.
Namun, sebelum Xu Ciye sempat berbicara lagi, pintu ruangannya terbuka dengan suara keras.
Kucing kecil yang ada di pelukan Lu Li sepertinya telah memperhatikan sesuatu. Kelopak matanya tiba-tiba terbuka, menunjukkan bola matanya yang berwarna biru. Tubuhnya gemetar dan detik berikutnya ia langsung melepaskan diri dari pelukan Lu Li dan melompat ke tanah!
Lalu, kepala kucing itu terangkat dan berjalan ke arah pintu. Ia mengeong dengan penuh semangat dan gembira.