"Dia baik-baik saja, tapi aku ingin dia melakukan general check up! Lagipula, kita semua tidak tahu kehidupan seperti apa yang dialaminya sebelumnya. Periksakan dia dan bersiaplah!"
Awalnya, Song Qingwan ingin dokter datang memeriksa Lu Li.
Keluarga Lu punya tim dokter yang hebat dan berdedikasi, serta punya cukup banyak dokter keluarga.
Namun, yang harus dilakukan Lu Li adalah general check up.
Banyak peralatan medis yang hanya tersedia di rumah sakit.
Peralatan medis tersebut akan merepotkan dan butuh banyak waktu jika harus dipindahkan ke vila. Oleh karena itu, Song Qingwan menyarankan agar Lu Li dibawa ke rumah sakit saja.
Jika saat itu hasil pemeriksaan dokter sudah keluar dan diketahui bahwa Lu Li belum mendapatkan vaksin anak-anak, maka ia akan langsung divaksin begitu tiba di rumah sakit.
Song Qingwan memikirkannya sejenak, lalu berkata lagi, "Jika pemeriksaan sudah selesai dan masih ada waktu, bawa dia untuk konsultasi psikologis."
".…"
Lu Junhan terdiam.
Song Qingwan membesarkan Lu Junhan dan Lu Anran, sehingga dalam hal membesarkan anak, Song Qingwan pasti lebih familiar dan lebih berpengalaman. "Tes intelegensi dan mental itu sangat penting. Kedua hal ini sangat penting dengan masalah pendaftaran sekolah Lu Li di masa mendatang."
Lu Junhan mengerutkan kening mendengar penjelasan bibinya. "Merepotkan sekali."
Song Qingwan mengabaikan suara Lu Junhan yang kesal dan tidak sabaran.
"Aku sudah membuat janji dengan dokter untuk melakukan tes pemeriksaan fisik. Saat tiba di rumah sakit nanti, langsung saja diperiksa. Sedangkan untuk pemeriksaan psikologis, yang terbaik adalah mencari dokter yang bisa dipercaya. Bagaimanapun juga, ini melibatkan masalah jenis kelamin Lili!"
"Baiklah," kata Lu Junhan pada akhirnya. "Aku akan membawanya saat aku punya waktu kapan-kapan. Sekarang aku masih ada urusan .… "
Lu Junhan sedang bersiap untuk janji temu yang lain. Ia akhir-akhir ini sangat sibuk dan tidak punya waktu mengurus hal-hal tambahan.
Namun, sebelum ia menutup ponselnya, ia mendadak teringat bahwa gadis kecil itu sama sekali tak mengedipkan mata sebelumnya. Saat teringat kejadian di mana Lu Li berkata akan memotong tangan kedua orang itu, ia mengernyit.
Sepertinya gadis kecil itu memang harus dibawa ke psikiater.
Apa yang harus dikatakannya jika ia punya seorang putri yang suka berkelahi dan membunuh seperti ini?
Entah apakah ia akan menikah atau tidak suatu saat nanti.
Lu Junhan sama sekali tak menyadari bahwa ia hanyalah seorang ayah biasa yang mengkhawatirkan masa depan putrinya.
"Sudahlah, aku akan pulang nanti."
"…"
Song Qingwan tak berkata apa-apa saat mendengarkan tanggapan Lu Junhan.
Bisakah Bibi tidak terengah-engah saat bicara denganku? Seolah-olah Bibi hampir memarahiku.
...
Lu Li telah memberi keberuntungan yang cukup banyak kepada ayahnya. Ia juga sama sekali tidak tahu apakah keberuntungan itu cukup berguna.
Loli kecil itu mengikat rambutnya dengan gaya ekor kuda. Tubuh kecilnya duduk di atas tangga batu. Pandangan matanya selalu tertuju ke arah pintu, tapi pintu itu sama sekali kosong dan tak ada apa-apa.
Ia sudah lama melihat ke arah pintu. Secara bertahap, kedua mata gadis itu tertutup.
Sepertinya Ayah masih sangat sibuk hari ini ….
Namun, detik berikutnya, telinganya seolah mendengar sesuatu dari kejauhan. Ia mendadak berdiri di atas tangga, bola matanya yang hitam terbuka lebar dan berbinar saat ia melihat ke atas.
"Bibi, apakah itu mobil Ayah?"
Loli kecil itu masih tidak berani percaya.
Beberapa hari ini, ayahnya tak pernah pulang secepat ini.
Terkadang ia tertidur sebelum ayahnya pulang.
Lu Li tidak melihat ayahnya beberapa kali dalam sehari. Ini hampir membuatnya marah.
Song Qingwan membelai rambutnya dan tersenyum kepadanya, "Tentu saja, siapa lagi yang ada bersamanya?"
Sementara Song Qingwan berbicara, Lu Junhan baru saja keluar dari mobilnya. Wajahnya yang tampan tampak dingin seperti biasanya.
Gadis kecil itu melihat Lu Junhan dari samping. Sepasang matanya yang indah melebar. Detik berikutnya, ia lari dengan gembira menyambut ayahnya dan tenggelam dalam pelukan Lu Junhan.
"Ayah, akhirnya Ayah pulang! Lili sangat merindukan Ayah!"
Awalnya, Lu Junhan merasa ia tak punya alasan untuk membawa gadis kecil ini ke rumah sakit. Ia ingin memerintahkan sopirnya untuk berbalik dan kembali ke kantor saat dalam perjalanan pulang.
Namun, saat ia melihat mata Lu Li yang berbinar-binar dan wajah kecilnya yang tampak bahagia, Lu Junhan merasa … itu sepertinya sepadan.
Lu Junhan menepuk kepalanya dengan telapak tangannya yang besar dan bergumam samar.
Mungkin saja Song Qingwan pada awalnya ingin membawa Lu Li ke rumah sakit sendirian. Hari ini Lu Li berpakaian dan berdandan cantik. Rambutnya dikuncir kuda, membuatnya makin tampak lucu dan manis, serta sederhana.
Ikat rambut pita yang ada di atas kepalanya dan gaun berukuran selutut di tubuhnya berwarna merah muda cerah. Itu membuat wajah loli kecil yang putih dan lembut menjadi seindah bunga persik. Bulu matanya yang lentik dan bola matanya yang besar terlihat sangat cantik.
Dia benar-benar seperti seorang tuan putri kecil.