Karena tak sanggup terus menopang tubuh Erlan, Sari pun memberanikan dirinya untuk menarik knop pintu kamar Erlan, dan akhirnya pintu kamar itu terbuka. Dengan tertatih dan susah payah Sari menyeret tubuh Erlan agar bisa dibaringkan ke atas tempat tidurnya itu.
"Ayo pak, langkahkan kakinya sudah sampai di kamar bapak, sebaiknya bapak istirahat." ucap Sari, ia berharap Erlan masih sadar dan bisa melangkahkan kakinya, karena sungguh tenaga Sari tak sanggup kalau harus menopang sepenuhnya tubuh Erlan hingga sampai ke ranjang besar itu.
Mungkin Erlan kehilangan delapan puluh persen kesadarannya, matanya memang terpejam dan tubuhnya tidak berdaya, namun langkah kakinya masih bisa digerakkan, mungkin karena ia pun tak tega melihat Sari yang kelelahan akibat berat tubuhnya.
'Ya ampun, berat banget sih pak Erlan!, Sakit tangan gue nahannya.' keluh Sari dalam hati, Ia memang merasa kelelahan.