Ini yang dinamakan semua terjadi karena adanya kesempatan, ya begitulah mungkin kesempatan untuk Erlan dan Sari selalu bertemu, hingga mereka merasa terbiasa salong melihat dan saling memperhatikan satu sama lain. Maka disaat dua insan ini tak bertemu ada perasaan berbeda di hati mereka, seakan mencari sesuatu yang hilang.
Tak mungkin ada asap jika tak ada apinya, tak mungkin ada akibat jika tak ada sebabnya. Terkadang yang salah itu terasa lebih baik, dan yang benar itu terasa membosankan, namun tak selamanya yang salah itu jahat dan yang benar itu baik.
Hati, dialah yang merasakan, dia yang menginginkan, mungkin raga sudah berusaha untuk menolak namun hati tetap bersikeras menginginkan, itulah yang tengah kini Sari rasakan, jiwanya bersikeras dan berusaha untuk melunturkan rasa ini terhadap Erlan, namun hatinya terus saja mengukir huruf demi huruf nama Erlan di relung hatinya.