Enggan untuk mengingat semua kenangan masa lalunya, rasanya saat dulu Erlan juga salah memilih Asya menjadi istrinya, Erlan menghempaskan semua ingatannya tentang kejadian masa lalu, Ia berjalan menuruni anak tangga dengan pelan agar kakinya tidak terlalu sakit.
"Mana Dion bi?" tanya Erlan pada pengasuh Dion.
"Ada di dalam Tuan, sedang menggambar." jawab Rita.
"Oh oke," Erlan langsung berjalan ke kamar Dion, ia sangat rindu melihat wajah Dion hari ini, "hai Sayang sedang apa? wah sepertinya lukisanmu sudah selesai ya, setiap sore Papi lihat selalu melukis," sapa Erlan begitu ceria.
"Hai Papi ke mana saja? aku sangat merindukan Papi, Apakah pekerjaan Papi sudah selesai?" tanya Dion langsung memeluk tubuh Erlan.
"Sudah Sayang, maaf ya Papi tidak ikut sarapan pagi tadi dan tidak ikut makan siang bersama."
"Nggak apa-apa Papi, yang penting sekarang Papi udah kesini, mau temenin Dion melukiskan?"