Tepat jam 8 malam Erlan dan Dion tiba di rumah, tentu saja suasana yang tadinya hening menjadi ramai karena ada suara Dion yang sudah sangat dirindukan oleh Erlan Sari dan juga Inem, Dion yang masuk ke dalam rumah langsung memeluk Erlan dengan sangat semangat tentu ia sangat merindukan laki-laki yang menjadi penerang hidupnya itu.
"Hai papi, aku kangen," seru Dion seraya berlari memeluk Erlan, dan tentu saja Erlan langsung balas mendekapnya hangat, ia juga sangat merindukan putra semata wayangnya itu.
"Dion, setelah ini langsung ke kamar, bersihkan badan, dan ganti pakaian," surih Asya yang langsung melenggang berjalan meninggalkan kehangatan ayah dan anak itu.
"Mami mau ke mana?" Tanya Dion.
""Mami mau ke atas sayang, badan Mami lengket semua,"
"Oke Mami,"
"Setelah itu Mami mau istirahat ya, Mami rindu tidur di kamar Mami, tolong jangan ganggu Mami dulu ya." Ujar Asya seraya berjalan meninggalkan mereka.
"Papi, I miss you," Dion mencium pipi Erlan yang kini sudah memangkunya.