Teriakan histeris itu memekakkan telinga Sari, yang baru hendak melangkahkan kaki dari bibir pintu itu.
"Sari, lo kemana aja sih, gue kangen tau!" Wati langsung memeluk erat tubuh Sari.
"Aduh.. Wati, kaget gue, suara lo kok makin melengking aja sih!" Sari juga membalas pelukan Wati, karena memang ia juga sudah sangat merindukan Wati, teman yang paling dekat dengannya sewaktu bekerja di salon.
"Namanya juga kangen, habis susah banget ketemu lo sekarang sibuk terus."
"Yang sibuk itu kalian, hari libur aja tetap kerja,"
"Hmmm.. ngejek ni, mentang-mentang udah bisa ngerasain libur dihari minggu." Sungut Wati.
Sari tertawa kecil, "gak kok say, bercanda gue."
"Lo bawa apaan tuh Sari?" Tanya Wati yang melihat kantong hitam besar yang baru saja Sari letakkan di atas lantai.
"Oh itu, oleh-oleh dari kampung, emak gue yang beli dan dia titip salam buat lo semua, eh.. ngomong Dita sam Ica ke mana?" Tanya Sari.