Erlan terus melahap buah dada Sari, Ia menghisap puncak bulat kecil itu bergantian, menghisap dalam setiap sisi dada Sari, sedikit sakit namun tetap nikmat. Erlan telah membuat tanda kepemilikan di aset milik wanitanya itu, Sari mendesah sambil tersenyum melihat permukaan dadanya yang sudah tak polos lagi.
Sepertinya kain tipis ini mulai tak bisa menampung cairan yang keluar dari bagian intim milik Sari bagaimana tidak, sentuhan Erlan membuat semua cairan di tubuh Sari mengalir deras sehingga mereka tak tau lagi harus mengalir kemana dan menginginkan keluar melalui pintu surga milik Sari.
"Oughh… ahhh.. mas"
"Ya sayang, katakan yang ingin kamu katakan."
Kedua insan yang semakin larut dalam ikatan cinta yang sebentar lagi akan melakukan pembuktian untuk kedua kalinya, membuat keduanya begitu bersemangat dan tak akan membiarkan waktu terlewat sedikitpun untuk saling merasakan kenikmatan yang didepan mata ini.