"Wow.. ternyata rumah tante besar banget ya, kupikir papa dan mama sudah paling kaya di kampung, rupanya rumah Mama dan papa di kampung, masih setengahnya rumah tante yang di sini," Amel berdecak kagum menatap kamar tamu yang dipersilahkan untuknya malam ini dan mungkin satu bulan ini.
'Seandainya aku terlahir menjadi anaknya tante Asya, pasti aku akan bahagia sekali ya, difasilitasi rumah mewah seperti ini, apa yang kuinginkan semuanya bisa dibeli, dan tentu saja aku tidak perlu bekerja saat selesai sekolah, karena uang bisa mengalir begitu deras tanpa aku minta, beruntungnya Dion, seharusnya aku yang ada di posisi Dion saat ini,' Amel merasa iri dengan Dion yang umurnya sangat jauh darinya itu.