Suara itu membuyarkan lamunan Erlan tentang Sari, padahal Ia sedang terlena dan terbuai akan sosok Sari yang menari-nari malam ini, hingga ia tak menyadari kalau di sampingnya saat ini ada wanita ya memang setiap malamnya berada disampingnya, namun kehadirannya bagaikan bayang-bayang, antara ada dan tiada. Erlan menoleh ke Asya yang bertanya padanya.
"Tentu saja! aku memang selalu memikirkan seseorang di dalam pikiranku, setiap hari." jawab Erlan santai.
"Oh ya, nampaknya orang itu sangat spesial dalam hidupmu?" Asya langsung terpancing.
"Itu sudah tak perlu ditanyakan lagi, bahkan dia terlalu spesial, aku rela mengorbankan hidupku, karena bagiku kebahagiannya itu adalah yabg utama."
"Bagus dong kalau begitu, berarti kau sudah menemukan belahan jiwa sejatimu," tanya Asya dengan nada sinis.
"Ya, tentu saja. Kehadirannya lima tahun ini membuatku sangat bahagia, dan hidupku terasa berwarna setiap harinya."