Kedatangan Azzam segera di sambut hangat oleh wanita paru baya yang bisa kita kenal dengan sebutan nyonya rumah. Di wajahnya yang terdapat sedikit kerutan pada kantung mata itu tersenyum hangat. Azzam dapat melihat keanggunan dan kewibawaan yang pekat dari sosok dengan gamis sederhana namun elegan itu. Azzam megulurkan tangan untuk bersalim.
"Wa'alaikum salam. Sudah datang, Nak. Ayo segera ke ruang makan. Papamu dan Eyang sudah menunggu. Ada manten baru juga," sambutnya sedikit berbisik pada akhir kalimat.
"Iya, Ma." Azzam menyelipkan tangannya di lengan wanita yang disebut mama itu—menggandengnya manja. Kebiasaan yang tidak bisa ia tinggalkan meski sudah jarang tinggal seatap.
Bergegaslah keduanya menuju ruang makan yang terletak di bagian tengah, di apit ruang keluarga, ruang tamu, musalla kecil dan dapur. Interior rumah itu begitu megah, tak kalah memukau dari tampilan eksteriornya.
"Assalamu'alaikum, Pa, Eyang."
Azzam bergiliran mencium tangan papa juga eyangnya.