"Ya Anyah. Maacih anyak, Anyah."
"Uuh princessnya Anyah kok bisa menggemaskan begini, sih?"
Hakim mengelus pipi chubby Kinan. Kemudian tangannya beralih mengambil tissu pada dashboard dan mengelap pipi Kinan yang cemong terkena karamel. Semakin tampak menggemaskan putriya ini.
Hakim menambah kecepatan laju mobil. Tangannya lihai mengontrol setir, menyalip beberapa kendaraan dan menemukan jalan alternatif tercepat yang menuju rumahnya. Hingga kurang dari setengah jam, mobilnya telah meluncur masuk ke dalam garasi.
Ia menggendong Kinan yang sudah terlelap dalam buaian mimpi. Sepertinya putrinya itu terlelap ketika ia melajukan mobil dengan kecepatan enam puluh kilo meter per jam. Hakim membawanya ke dalam kamar gadis cilik itu dan menidurkannya dengan pelan. Menarik selimut untuk menutupi tubuh kecil itu.
Tetapi Hakim tak sadar, tatkala ia melewati pintu dan menutupnya pelan; di sana Kinan membuka matanya, ia tidak tertidur sedari tadi.