Kedua dewi sibuk menahan kekuatan yang saling terlontar. Sementara Emely terus menangisi kepergian sang kekasih. Walaupun luka yang diderita pria itu tak berdarah sedikit pun, tetapi panah tersebut berhasil menewaskan karena racunnya yang mematikan.
Emely tertegun kala tubuh sang kekasih tiba-tiba mengambang bergerak ke atas, seolah terbawa oleh embusan angin yang datang. Bersamaan dengan itu, sedikit demi sedikit tubuh Roland tampak memudar bergabung dengan partikel udara. Pemuda itu sama sekali sudah tak terlihat, dia raib dalam sekejap.
Tatapan mata yang memerah itu menajam. Emely mengepalkan tangan seraya berteriak kepada dua wanita yang masih sibuk bertarung. "Berhenti!"
Ratu Roosevelt dan Madam Nixon menghentikan gerakan. Kekuatan mereka sama-sama kuat sehingga belum ada yang terkalahkan.
"Aku mengubah keputusanku!" Emely bercakap tegas.
"Kau jangan mempermainkanku, Emely! Keputusan awal tidak bisa diubah semudah itu!"