Chereads / Garuda's Daughter Is THE King / Chapter 4 - Pesta Istana Wallace

Chapter 4 - Pesta Istana Wallace

2 hari berlalu setelah saat itu.

Dengar-dengar malam nanti, akan ada acara perkenalan Raja baru pada seluruh petinggi istana.

Roanne tengah berjalan resah memutari keranjang bayi. Si bayi yang sedang menghisap dot nya dan sedang bermain-main dengan boneka beruang berukuran kecil nya, tentu tidak mengerti keresahan pengasuhnya. Tidak tahu bagaimana, Si bayi membuat boneka kesayangannya itu terlempar keluar keranjang nya. Boneka itu jatuh ke lantai tepat saat Roanne akan melangkah.

Kaki kanan nya menginjak boneka itu dan membuat nya terpeleset ke depan. Untung saja reflex nya cepat dan ia tidak jadi jatuh. Mengetahui kalau sepertinya ia berbuat kesalahan, bayi Diandra mulai menangis.

Roanne menoleh, "Astaga.. Kenapa kamu selalu menangis jika berbuat sesuatu yang nakal?" digendong nya Diandra.

Tangis Diandra semakin keras. "Hey~ manis~ Jangan menangis terus sayang~"

Roanne menarik nafas dalam. Diandra sangat sensitif, pikir nya. Ditaruhnya kepala Diandra di sela lehernya.

Pintu ruangan pribadi bayi Raja di paksa buka dari luar. Apocallypto masuk dengan kesal, "Aku bersumpah Demi apapun, kalau anak ini tidak diam!-"

Tangis Diandra semakin menjadi kali ini sangat keras. Roanne dan Apocallypto menutup telinga mereka. Tangisan itu membuat pecah perabotan yang terbuat dari kaca. Termasuk gelas, kaca jendela yang ada, cermin. Semua pecah menjadi kepingan besar dan entah sihir apa, pecahan besar itu mengarah ke Apocallypto, seolah ingin membunuh nya.

Kaget dengan apa yang terjadi, Apocallypto mengeluarkan pedang yang tergantung di pinggang nya. Hendak menebas semua pecahan yang datang pada nya.

Roanne yang melihat itu tidak tinggal diam, ia menempelkan dahi nya pada dahi Diandra dan menatap mata bayi itu lekat-lekat, "Lihat aku sayang... lihat aku..."

Diandra menatap balik mata Rian, tangis nya berhenti sesaat, "Iya sayang... sudah..jangan menangis lagi ya~"

Tangisan Diandra berhenti juga pecahan besar kaca yang mau menyerang Apocallypto. Pecahan itu jatuh ke lantai dan pecah kembali menjadi pecahan kecil.

Apocallypto terdiam memandangi semua pecahan kaca di lantai. 'Sebenci itu bayi sialan itu pada ku eh?? Awas saja.' Ia memasukan pedang nya kembali ke sarung.

Roanne memeluk erat Diandra sambil menatap tajam Apocallypto. Dan pemimpinnya ke2 setelah Raja itu menatapnya balik dengan kesal.

Menarik nafas dalam, "Bersihkan saja ini." Ucap Apocallypto dingin lalu pergi keluar dengan langkah berat emosi.

Setelah pintu kembali tertutup, Roanne memutar bola mata dan menggelengkan kepala nya. Diandra memainkan rambut Roanne yang bergelombang seakan tak terjadi apa-apa.

Roanne mengangkat Diandra dan si bayi menatapnya bingung, "Aku tidak tahu kalau Raja kecil-mungil-tak berdosa ini sudah bisa Telekinesis huh? Dan bagaimana cara mu memecahkan perabotan disini hm?~"

Diandra tertawa.

_____

Malam tiba dengan cepat tanpa disadari.

Aula utama istana Wallace penuh dengan para roh yang hadir. Semua memakai pakaian resmi. Yang merasa wanita memakai Ballgown dan Yang merasa pria memakai Tuxedo.

Roh atau elf hm? Telinga mereka lumayan panjang-panjang. Tergolong Roh ya.

Kecuali yang berekor duyung. Mereka disediakan jalur air sedalam 10meter. Hanya untuk mereka. Jika yang tidak memiliki ilmu untuk bisa merubah ekor mereka menjadi kaki.

Ruang singgasana sibuk dengan acara perkenalan Raja baru. Dari pelayan sampai para petinggi istana. Para koki tentu di titah untuk memasak makanan terbaik.

Di sisi lain, Roanne tengah benar-benar gelisah luar biasa.

_

Axenor yang baru datang ke istana langsung dikerumuni banyak roh, Elf dan makhluk lainnya. Semua ingin mewawancarai sepertinya.

Axenor sedikit kaget karena seperti ada ribuan makhluk mendatangi nya namun ia bersikap tenang dan menarik wibawa nya. Bersiap menjawab beribu-ribu pertanyaan yang pasti tidak akan masuk otak nya.

Mana tahu ini musim apa. Semua modern-tradisional. Namun teknologi nya sudah seperti tahun 5021. Canggih meski yeahhh masih kerajaan. Tapi tidak ada yang menggunakan robot? Siapa yang tahulahhhh.

Satu-per-satu makhluk mulai menanyai Axenor. Yang jelas, semuanya tentang Calon Raja yang baru. Pasti untuk berita utama besok pagi, pikir nya.

Ia menarik nafas dalam lalu menjawab satu-satu wartawan berbagai makhluk itu. Karna baru Axenor saja yang tahu informasi tentang Raja baru. Kalau Roanne memperlihatkan batang hidung nya pun, pasti juga dikerumuni. Bahkan lebih banyak lagi.

"Kenapa Yang mulia Raja baru kita belum diperlihatkan pada publik tuan?"

"Itu perintah Apocallypto. Tapi aku sendiri tidak tahu mengapa dan apa alasan nya."

"Apa mungkin beliau memiliki kelainan fisik?"

Axenor tertegun, "Kalau memang kelainan pun, beliau tetap Raja kita bukan?"

"B-benar tuan.. Maaf lancang..." wartawan itu takut dihukum atas pertanyaan nya.

Axenor hanya tersenyum singkat. Setelah sesi wawancara, masuk lah sesi yang paling dibenci Axenor. Sesi photografi.

Memang sudah sejak zaman burung kaki 2 ya? Suatu makhluk yang terkenal pasti yeahh jadi sasaran empuk surat kabar. Halaman depan pula.

Axenor yang memakai kaus formal fantasi berwarna hitam polos dengan kerah V yang lumayan turun. Kembali memamerkan dada tengah nya ya. Dengan lengan yang lebar dibagian bawahnya. Celana formal dengan rantai perak menggantung di pinggang nya. Sepatu hitam mengkilat berhak 3sentimeter. Pedang tergantung di pinggang kiri nya.

Salah satu dari photographer itu menghampiri Axenor. Ia membungkuk hormat, "Hormat hamba tuan.."

"Ya ya yaa. 5 gambar saja cukup."

Photographer itu terdiam sesaat, namun karna takut dimarahi ia meng-iya-kan saja kata-kata Axenor. Padahal yang ia perlukan itu 15 gambar. Yasudahlah, pikirnya.

Axenor pun mulai berpose sesuai yang diminta Photographer itu.

"Yang terakhir tuan.."

Axenor menunggu permintaan nya.

"Uhhh.. Kalau-"

"Lama!" protes Axenor.

Ditarik nya tangan seorang pelayan Elf yang sedang memegang nampan perak berisi bubuk warna berwarna merah. Ia memakai gaun berwarna pink dan memakai cadar sedikit transparan. Rambut hitamnya di kepang sampai pinggang nya. Mata hijau nya melebar karna kaget.

Axenor menarik pinggang pelayan itu dan merangkul nya. Seperti merampas, nampan yang dipegang si pelayan, ditaburkan bubuk warna itu ke udara membentuk lingkaran. Melingkari kepala Axenor dan si pelayang wanita. ke 2 tangan si pelayan terdiam didepan dada Axenor. Matanya tak henti memandangi wajah Axenor sedekat itu.

Setelah bubuk warna itu bertebaran seperti asap merah, Axenor langsung melempar nampan ke pengawal terdekat nya, memeluk erat pinggang pelayan itu dengan tangan kanan nya dan tangan kiri nya memegang dagu nya. Wajah nya mendekat ke wajah si pelayan seperti ingin mencium nya. Ia menyipitkan mata seperti sedang menggoda wanita dalam rangkulan nya itu.

Sekitaran Axenor bersorak meriah melihat apa yang dilakukan nya. Diluar dugaan sekali dan cepat pula ia bergerak.

Para pemegang kamera pun terkejut sesaat namun langsung memotret.

Wajah pelayang dalam rangkulan Axenor merah padam. Senang-malu-takut bercampur aduk.

Setelah dirasa ia berpose cukup lama, Axenor melepaskan pelayan yang sangat merah itu, "Peganggi dia. Sebentar lagi juga kesadaran nya hilang." Ucap Axenor pada pelayan wanita lain dibelakang nya.

Para pelayan pun langsung memegangi tubuh pelayan yang dirangkul Axenor hanya untuk pemotretan. Benar saja! Pelayan bergaun pink itu langsung kehilangan keseimbangan nya dan jatuh pingsan.

Axenor hanya menatap nya datar, lalu berjalan masuk kedalam istana dengan memasang wajah 'Yang mau mendekat akan ku penggal'. Para photographer pun langsung ikut menolong yang tidak sadarkan diri.

__

Pesta besar pun dimulai dengan dansa para makhluk disana. Mulai dari Rakyat sampai ke petinggi nya.

Pesta yang meriah.

__

Roanne keluar dari ruang Pribadi Raja dan masuk ke area Balkon dalam istana. Balkon yang dibuat khusus untuk Raja memantau isi aula utama yang sangat besar itu.

Roanne menatap ke dasar aula, dimana banyak makhluk menari-nari. Ditatapnya satu-satu semua yang sedang menari dan sedang senang-senang itu. Ia menarik nafas dalam.

Aneh nya, Roanne memakai pakaian serba kulit. Dari pakaian atas sampai bawah nya. Ia juga memakai tudung dan penutup wajah berwarna hitam.

Mata merah nya menyala. Memperlihatkan api besar membara. Mata Roanne menatap tajam Apocallypto dari atas yang sedang merayu beberapa wanita dibawah sana.

Mau apa Roanne?

___

Seorang pengawal panik, berlari kearah Apocallypto. Pemimpin itu bingung dengan sikap pengawalnya.

"T-tuan...."

"Ada apa pengawal? Kenapa kau panik sekali sepertinya?"

Pengawal itu mendekat ke telinga Apocallypto karna pasti kalau informasi yang ia miliki akan membuat keributan di 12dimensi.

"Roanne hendak membawa kabur Bayi Raja tuan.." bisik pengawal itu.

Gelas anggur yang sedang dipegang Apocallypto jatuh dan pecah. Membuat hening seketika ruangan aula itu. Semua mata mengarah ke Apocallypto. Musik dan kebisingan lain pun berhenti. Semua petinggi berdiri dari singgasana mereka.

Rahang Apocallypto mengeras, "Raquel!!!!"

Buru-buru, yang punya nama setengah berlari menghampiri Apocallypto, "T-tuan... ada apa?..."

"Jaga disini sampai aku kembali! Dan biarkan pesta terus berjalan."

"Baik tuan.. Tapi tuan mau kema-"

Seperti tak punya waktu menjawab, Apocallypto meninggalkan ruangan dengan berlari.

Agar ruangan kembali kondusif dan tidak panik apalagi bertanya ada apa, Raquel, ksatria andalan Apocallypto memberi perintah untuk semua kembali seperti semula. Dengan alasan ada keadaan darurat namun rakyat dan para petinggi tidak perlu panik.

Mendengar itu, yeah semua kembali kondusif.

Membaca ada yang tidak beres, Axenor memperhatikan kemana pergi nya Apocallypto dari singgasana nya sampai pemimpinnya itu hilang dari jangkauan mata.

'Ada apa lagi ini astaga.. kenapa sepertinya Tuan Apocallypto bermusuhan sekali dengan Roanne?'

Ia meneguk alkohol dalam gelas yang ia pegang.