Jauh-jauh sebelum tanggalnya, meskipun nantinya akan menerima penolakan Gaara tetap maju demi membuat Maharani semakin takluk. Bukan bersikap layaknya seorang buaya, tetapi Gara memang ingin memberikan hadiah kepada orang yang spesial yang mungkin sampai sekarang sangat sulit untuk didekati.
"Lu itu emang muka tembok ya? Gue aja gak yakin hari ini si Rani bakalan mau ngomong lagi sama lu. See? Minggu lalu lu ditolak untuk yang kesekian kalinya."
Gara hanya tersenyum lebar dan memamerkan gigi putihnya bersikap masa bodoh dan fokus kepada tujuannya sekarang yaitu Maharani.
Dari kejauhan, dia melihat sosok yang sangat ditunggu-tunggunya. Mumpung belum ada yang menjemput seperti biasa akhirnya Gara langsung menghadang jalan.
"Hai." sapa Gara dengan muka menyebalkannya.
Pun dengan Rani yang hanya melipat tangan, hampir menjatuhkan berkas-berkas tugasnya. Kali ini, tangannya lebih sigap. Meskipun Gara jauh lebih cepat menangkap apa yang hampir jatuh.