Memilih terlahir berbeda dengan jalur agama, Genta merasa kehidupannya pun pertemanannya menyempit. Bahkan, ia harus rela dituding tidak akan ada kisah cinta yang romantis seperti kisah Gara. Ya, teman satu kampusnya yang memang digilai banyak wanita.
"Kamu kayaknya enak ya? Buktinya, gue aja sampai hari ini masih jomblo sedangkan lu udah ke mana-mana. Sialnya, gue selalu berhadapan sama cewek yang beda agama."
Gara menyeruput teh manisnya, mengerti arah pembicaraan teman seperkocakannya. Awalnya sih, dulu sekali, pernah Gara mengajak Genta masuk ke arena berbahaya. Tembok besar yang mungkin akan membuat Genta tidak disebut keluarga sebagai anggota.
Well. Hidup itu memang pilihan dan kesulitan manusia adalah memilih satu di antara pilihan itu.
Kampus Erlangga menjadi lebih fokus pada Gara yang konon katanya pesonanya mengalahkan duda Song Jong Ki, manis, berlesung pipi. Seakan dunia lebih peduli terhadap penampilan Gara.