Iseng menghitung keuntungan yang didapat saat di kedai kue, Noah takjub. Lebih dari cukup untuk memberi gaji bulan ini kepada 6 karyawan yang sudah banyak membantunya.
"Jadi, Mas, bagaimana penawaran saya? Mau jalan nggak?"
Noah menggeleng. Bukannya jual mahal, tapi Lusi memang cenderung criwis, tidak bisa diredam saat ngomel, terkesan manja. Bukan tipe Noah sama sekali. Bukannya sok ganteng juga, tapi Ratu tidak merestui semisal nanti ada apa apa di antara mereka.
"Maaf, saya pulang dulu, Lus. Sampai besok ya, hati-hati."
Noah sudah membeli motor, awalnya menolak, bisa gantian membawa punya adiknya. Tapi Anggita merasa tak enak hati, mendinganmembelikan keduanya barang yang sama. Toh, Sama-sama butuh juga bukan?
***
"Kayaknya lu lebih sibuk deh daripada tante? Emang kedai gak bisa gitu ditinggal?"
"Nyibukin diri. Biar bisa nikah setelah lulus, emangnya lu, kaya dari orok. Mana tahu nasib jelata kayak gue, shampo abis aja gue kasih air."