Chereads / PENDEKAR TERKUAT DI ALAM SEMESTA / Chapter 20 - PERKENALAN

Chapter 20 - PERKENALAN

PERKENALAN

CERITA BERLANJUT.

_______

Kesudut lain. Feng Li Qian bersama dmgan Yu, Liu dan Zhao sedang berjalan santai seraya mengobrol asyik di jalan setapak taman Dao Bao Hu.

Pagi yang cerah untuk berjalan-jalan di taman. Keempatnya terdengar mulai mengobrol dengan topik pembicaraan 'Zhuge Liying menjadi guru baru mereka' nama yang akhirnya populer.

"Menurut kalian mengapa paman guru memilih si? Si? Pen...?" Kata Liu yang terlupa akan sesuatu.

"Maksudmu Zhuge Liying!" sahut cepat dari Zhao Yi menerka.

"Ya. Maksudku Zhuge Liying!" teriaknya teringat sesuatu yang sempat hilang itu.

"Menurut kalian mengapa paman guru memilihnya untuk menjadi guru di Dao Bao Hu?" kembali dia mengulang pertanyaanya.

Liu, dengan tinggi semampai, suka dengan dengan warna putih dan selalu memakai ikat kepala dan memiliki lesung pipi tersebut, memang suka mungulik kehidupan orang lain.

"Aku tidak ingin memikirkannya!" Seperti yang terdengar. Feng Li Qian acuh tak acuh.

Dingin, seperti julukannya 'Pendekar Berdarah Dingin' jika sudah masuk arena pertarungan, maka tidak akan ada satu penjahat yang akan selamat.

"Ayolah, Feng Li Qian, kau selalu saja acuh. Apa salahnya jika kita menyambut dirinya?" Liu datang mendekat.

"Kau ini memang tidak asyik ketika diajak bicara," pupusnya untuk tak menggoda Feng Li Qian.

Belum dirinya bisa mendekat, mata yang merah sudah lebih dahulu menyorot. Menandakan ketidaksukaan dirinya. Daripada terkena masalah, Liu memilih mundur.

"Lepaskan tanganmu dari bahuku!" Meskipun demikian Liu, tetap memggoda dengan menyanggahkan salah satu tangan di bahu Feng Li Qian. Dan, Ya. Feng Li Qian marah.

Liu pun memandang wajah Feng Li Qian, "Aku tahu kau Ini memang dingin, tetapi tidak usah terlalu acuh kepadaku seperti ini," tuturnya kesal. Menjauhi Feng Li Qian yang tak bisa diajak kompromi.

"Sudah. Kalian tidak usah bertengkar seperti itu. Memperebutkan hal yang tidak jelas." Yu melerai pertikaian kekanak-kanakan tersebut.

"Ini semua sudah menjadi keputusan paman guru untuk menjadikan Zhuge Liying sebagai guru kita. Mungkin paman guru memiliki alasannya tersendiri." Yu menambahkan.

"Mungkin saja. Setelah melihat kehebatannya, paman guru tertarik untuk menjadikannya sebagai guru? Kita semua tidak ada yang tahu, bukan?" tebak Yu. Yu menerka-nerka, namun dirinya sendiri tidak yakin dengan yang dia ucapkan sendiri.

"Atau mungkin Zhuge Liying salah satu murid paman guru yang di ajarinya secara diam-diam, dan sekarang Paman guru ingin muridnya itu bergabunhmg dengan kita?" tebak Zhao Yi menambahkan.

"Itu mungkin saja," timpal cepat Liu.

"Jadi di luar sana paman guru benar-benar memiliki murid hebat yang dia ajari secara pribadi, dan saat ini murid tersebut telah menjadi murid yang sangat hebat dan sudah waktunya murid pribadi itu menjadi guru di Dao Bao Hu ini. Bagaimana menurut kalian?"

Liu melangkah kesana kemari, melewati ketiga temannya dan mengitari mereka. Terkadang dia di depan dan terkadang dia di belakang. Lalu meloncat-loncat kecil dengan riang.

"Terserah kau saja!" acuh Feng Li Qian seperti biasa.

Yu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Liu yang meloncat-loncat kesana kemari seperti anak kecil yang baru saja diberikan hadiah. Liar dan bebas. Itulah Liu. Bernama lengkap Liu Shang Yun.

"Tetapi bagaimana dengan nasib Su Ling Hua, jika benar Zhuge Liying akan menjabat juga sebagai pemimpin sektor Lotus?" cemas Zhao Yi. Terlintas dalam benaknya nama 'Su Ling Hua' yang juga murid hebat di Dao Bao Hu.

"Kau benar saudaraku." Liu satu pemikiran. Menghentikan langkah yang meloncat-loncat itu.

"Bagaimana nasib adik Su selanjutnya, akan kah nantinya akan ada pertempuran disini?" Terbayang-bayang sesuatu di dalam pikirannya. Pikiran liar baru saja terlintas dalam benaknya.

"Sebelumnya perang antar wanita yang memperebutkan hatinya Feng Li Qian. Mungkin nanti akan ada pertempuran antar wanita yang memperebutkan kekuasaan!"

Hahaha .... Tertawa lepas.

Semua menggelengkan kepala masing-masing. Liu seenak jidat membuat lelucon yang tidak lucu, tetapi dirinya sendiri yang tertawa.

Keempatnya masih berjalan di sana dengan suasana pembicaraan yang semakin asyik walau sedikit meleset dari pembicaraan awal. Liu mengarang kesana kemari.

"Ha. Memikirkannya saja sudah membuaku tertawa." Tertawanya dia dengan lepas dihadapan orang banyak, tidak perduli seluruh pasang mata memperhatikan dirinya dia tetap melangkah bebas tanpa beban, dan perasaan yang riang selalu membuatnya senang.

"Astaga!" Tiba-tiba berhenti.

Dia berhenti sejenak dan berteriak ketika seseorang baru saja melewati dirinya tanpa permisi.

Liu meloncat kecil pada Zhao Yi, dan segera marangkul tangan kirinya. Seseorang yang baru saja lewat adalah Su Ling Hua.

"Adik!" tegur Feng Li Qian memanggil Su Ling Hua.

Teriakanya tampak tidak mampu didengar oleh Su Ling Hua. Dia masih tetap melangkah tanpa memperdulikan jika Feng Li Qian dan yang lain sedang berada di dekatnya.

"Adik!" Feng Li Qian kembali memanggilnya. Gadis berusia 30 tahun itu masih tidak mendengar panggilannya. Entah apa yang sedang merasukinya? Su Ling Hua tampak bersedih.

"Ah? Feng Dage?" tutur Su Ling Hua pada Feng Li Qian, saat sadar jika dia melewatkan sesuatu yang penting.

Dia berhenti melangkah dan memandang wajah Feng Li Qian secara langsung. Keduanya saling berhadapan satu sama lain.

"Feng Dage. Maafkan aku! Aku tidak melihat jika Feng Dage, ada di tempat ini juga." Memohon dia pada dinginnya Feng Li Qian.

"Maaf. Jika aku sudah mengabaikanmu dan yang lainnya." Su Ling Hua segera sadar, bahwa di sana bukan hanya ada Feng Li Qian saja, tetapi saudara yang lainnya juga.

Dia menundukan kepala menyapa mereka. Lalu, Yu, Liu dan Zhao Yi bersama-sama membalasnya dengan hal yang sama.

"Tidak masalah adik. Apa kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu? Ada yang sedang mengganggu pikiranmu?"

Dia menanyakan kabar Su Ling Hua, yang pagi ini terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, Dage."

"Sesaat pikiranku menghilang dan tidak fokus, hingga aku tidak menyadari bahwa kau sedang berada di tempat ini," tambahnya.

"Maafkan aku," tutup Su Ling Hua.

Keduanya asyik berbincang disana dan ketiga teman lainnya sedang memperhatikan kedua sejoli tersebut.

"Astaga! Apa yang dia lakukan? Apa dia sedang mencari simpati dari seorang wanita?" Seenak jidat Liu berkata.

Tangan karinya menyiku pada salah satu bahu Zhao Yi, dan mengajak kembali mereka untuk berbincang dengan topik pembicaraan Feng Li Qian dengan gadis bermarga Su.

"Diamlah!" bentak Zhao Yi menghentikan pembicaraan yang memang tidak jelas.

"Lihat disana!" Sesuatu telah mengalihkan fokus Zhao Yi. Pemuda terkenal cerewet dan banyak bicara tersebut, memang bisa dengan mudah terbagi fokusnya pada hal yang baru. Terutama yang sedang hangat dibicarakan. Siapa yang menduga jika Zhao Yi memiliki sifat itu?

"Ada apa?" jawab Liu penasaran. Kedua matanya menjelajah mencari yang Zhao Yi maksud.

Liu menengok kesana kemari. Seolah sedang mencari harta karun yang telah lama menghilang. Rasa penasarannya cukup besar, namun penglihatannya memang sedikit tidak peka.

"Astaga kau benar saudaraku! Ada disana!" Setelah mencari. Akhirnya harta karun tersebut terlihat juga oleh mata. Harta karun yang berupa bidadari cantik ada di ujung jalan ini. Dewi tanpa sayap yang menymar menjadi manusia biasa.

"Zhuge Liying!" Liu tak segan-segan untuk memanggilnya dengan nada tinggi. Soktak Zhao Yi dan Yu yang menemani ikut terkejut.

Zhuge Liying beserta Yue Yi berada di ujung sana tepatnya di antara bangunan ruang kelas belajar para murid Dao Bao Hu.

Tidak mau membuang waktu lagi, dan berbasa basi. Liu segera berlari menuju Zhuge Liying dan Yue Yi. Gadis cantik itu tengah asyik berjalan santai sambil menikmati suasana tenang di Dao Bao Hu.

Liu berlari melewati semua orang yang ada di sana, dan yang ada di sana pun memperhatikan tingkah konyol Liu tersebut. Dia berlari seperti anak kecil yang bebas kemana saja dia melangkah.

Akhirnya Liu yang ceria ini telah berada di dekat Zhuge Liying serta Yue Yi. Dia berdiri berhadapan langsung dengan kedua wanita dari luar kota tersebut.

"Bagaimana, apakah kau sudah melihat-lihat Dao Bao Hu?" tanyanya penasaran pada Zhuge Liying serta Yue Yi.

"Sudah," singkat saja.

"Aku dan yang lain belum sempat memperkenalkan diri kami kepadamu," tambah Liu mengimbangi diri pada Zhuge Liying.

"Perkenalkan, namaku Liu. Liu Shang Yun. Kau bisa memanggilku dengan nama Liu saja." Memperkenalkan diri, bersamaan dengan mengulurkan tangan kanan di depan Zhuge Liying.

Antara segan atau canggung, Zhuge Liying tidak segera menjabat tangan Liu.

Namun, Yue Yi yang yang meraih tangan Liu. "Salam kenal Liu. Perkenalkan, namaku Yue Yi." Dia menyambar sama seperti Liu sebelumnya.

"Baiklah," singkat Liu jelas dan padat.

"Mari!" jaknya secara langsung, "Akan aku kenalkan kalian kepada saudara-saudaraku yang lainnya."

"Hm ...." Zhuge Liying bergumama, antara menerima atau tidak.