Setelah suasana awkward yang tercipta di dapur secara tiba-tiba, Moa memilih ngacir ke dalam kamar--segera bersiap pulang. Sarapan sudah ia sajikan di meja makan.
Berdiri di depan cermin, Moa menatap pantulan dirinya sendiri. Jantungnya masih berdetak lebih cepat dari biasanya. Tatapan hangat mata Noel yang seolah menelisik masuk ke dalam kedua bola matanya, mengobrak-abrik isi pikirannya. Sorot mata yang tidak biasanya. Moa menggelengkan kepala—mengusir pikiran apapun yang mulai merangsek masuk, dan mencoba menggoyahkan pendiriannya tentang siapa Noel. Cowok playboy menyebalkan yang harus Moa hindari jauh-jauh. Yang sayangnya justru kini ada di peredaran hidup Moa. Begitu dekat.