"Hai? Apakah kamu menghayalkan manusia itu?" tanya Putri Sofia. Dia tiba-tiba berdiri di hadapan Gali yang sedang merenung di taman Cansa.
"Tidak!" bantahnya.
"Aku tidak percaya kata-katamu, kamu berbohong Tuan Gali!" tegas Putri Sofia.
"Kamu sedang cemburu!" ucapnya lagi. Gali tersenyum, dia sangat susah untuk berbohong kepada Putri Sofia. Gadis kecil itu bisa membaca mimik wajahnya. Gali lalu menganggukan kepala sembari mengambil cincin yang terletak di saku celananya.
"Aku ingin melamarnya," ucapnya lirih.
"Tapi itu mustahil!" sambungnya lagi. Putri Sofia lalu duduk di sampingnya. Gadis kecil itu menatap raut wajah Gali yang tampak sedih.
"Bagaimana kalo sebenarnya kamu adalah takdirnya?" sahut Putri Sofia tiab-tiba. Gali spontan memandangi wajah gadis kecil itu. Dia menggelengkan kepala menyangkal ucapan Putri Sofia. Hal itu tidaklah mungkin dan sangat mustahil, pikirnya.
"Aku serius bertanya hal itu Tuan Gali," ucap Putri Sofia lagi.